Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Israel Belum Duduki Tepi Barat?

Kompas.com - 24/07/2020, 16:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Namun ketika angka penularan mulai meningkat pada bulan Juni, Netanyahu memilih berdiam diri.

Dia baru tampil ke depan publik menjelaskan rencana pemerintah meredam gelombang kedua wabah pada 3 Juli lalu, lapor lembaga penyiaran Jerman, ARD.

“Pesta kemenangan dirayakan secara prematur,” kata Professor Arnon Afek, bekas Direktur Jendral Kementerian Kesehatan. Pelonggaran karantina dilakukan “terlalu cepat,” imbuhnya kepada DPA, Minggu (20/7).

Baca juga: Ancam Israel agar Tak Caplok Tepi Barat, Hamas Uji Coba Roket

Rencana aneksasi pecahkan kebuntuan solusi 2 negara

Peta jalan damai yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Benjamin Netanyahu memberikan hak bagi Israel untuk menguasai 30 persen wilayah Tepi Barat Yordan.

Wilayah tersebut antara lain mencakup kantung pemukiman Yahudi dan sebuah lembah sepanjang sekitar 100 kilometer yang membelah Palestina dan Yordania.

Rencana itu dikecam karena diyakini ikut menamatkan riwayat solusi 2 negara. Pergeseran patok perbatasan di Tepi Barat membuat wilayah Palestina terpecah dan sepenuhnya berada di dalam wilayah Israel.

Perubahan geopolitik di Tepi Barat memberikan angin segar bagi kemunculan gagasan lain ihwal masa depan Palestina, yakni solusi satu negara dua bangsa.

Konsep tersebut menempatkan warga Israel dan Palestina dengan hak yang setara di bawah satu bendera.

Ide ini mendapatkan momentum saat kembali diusulkan oleh Peter Beinart, seorang kolumnis Yahudi di AS.

Baca juga: Mengapa Banyak Warga Yahudi Ingin Menetap di Tepi Barat?

 

Dia dianggap mewakili kaum muda Yahudi Amerika yang kian progresif, dan lebih kritis terhadap kebijakan Israel ketimbang generasi pendahulu.

Beinart mengajak kaum Zionis liberal agar melupakan solusi “pemisahan 2 negara, dan sebaliknya menyambut kesetaraan Palestina dan Israel,” tulisnya.

Editorial di New York Times itu dikabarkan “memicu gelombang kejut” di kalangan Yahudi AS, lapor Associated Press.

Kolumnis muda AS itu tidak sendirian. Di sisi lain, Perdana Menteri Yordania, Omar Razzaz, ikut menyuarakan dukungan bagi konsep negara binasional di antara Lembah Yordan dan laut Mediterania.

“Anda menutup pintu pada solusi dua negara, saya bisa melihat hal ini secara positif, jika kita benar-benar membuka pintu bagi solusi demokratis satu-negara” kata dia kepada harian Inggris, The Guardian, Selasa (23/7/2020).

“Saya tantang semua di Israel untuk mengatakan: Ya. Mari akhiri solusi 2 negara,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com