Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Baru China untuk Bendung Gelombang Kedua Virus Corona

Kompas.com - 09/07/2020, 17:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

Mereka melakukan penutupan sejumlah permukiman satu demi satu setiap hari. Segala makanan dan minuman yang masuk ke kota harus diperiksa. Bar juga diperintahkan ditutup.

Meski begitu, pusat perbelanjaan dan restoran di bagian lain kota yang tidak melaporkan adanya infeksi bakal diizinkan untuk buka.

Baca juga: Beijing Nyatakan Wabah Virus Corona Sudah Diatasi

Kota memfokuskan tenaga mereka pada pelacakan, dan dengan cepat mengisolasi siapa pun yang terpapar oleh virus corona.

Dari pintu ke pintu, relawan bergerilya untuk menanyakan kepada penduduk jika mereka terlibat kontak dengan penderita Covid-19.

Menggunakan teknologi kamera pengawas, setiap warga yang kendaraannya terlihat di dekat Xinfadi diperintahkan segera menjalani tes.

Leong Hoe Nam, pakar penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena Singapura berujar, China jelas berada di level berbeda dalam penanganan gelombang kedua.

"Tidak ada negara yang punya sumber daya, kemampuan, tekad, finansial, dan tentu saja kepatuhan tingkat tinggi, untuk melakukan ini selain China," jelasnya Leong.

Baca juga: Kasus Virus Corona Meningkat Lagi, Warga Beijing Khawatir

Apakah ini "New Normal"?

Ekonomi Negeri "Panda" mengalami dampak hebat ketika menerapkan lockdown ketat untuk menangkal penyebaran awal SARS-Cov-2.

Karena itu, kecil kemungkinan pemerintahan Presiden Xi Jinping akan mengambil langkah serupa untuk memberlakukan lockdown total.

"Negara ini jelas tidak akan mengikuti kebijakan pertama yang mereka terapkan kecuali penyebarannya sangat serius," kata Ekonom Senior IHS Markit. Yating Xu.

Bahkan ketika gelombang kedua mencapai puncaknya pada Juni, pemerintah Beijing masih mengizinkan hotel dan pariwisata tetap beroperasi.

Baca juga: Cegah Klaster Baru Corona, Beijing Uji Hampir 1 Juta Orang Tiap Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com