Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norwegia Bantah Salmon yang Mereka Ekspor ke China Sebagai Sumber Covid-19 di Beijing

Kompas.com - 18/06/2020, 09:55 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

OSLO, KOMPAS.com - Pihak Norwegia pada Rabu (17/6/2020) mengatakan bahwa salmon yang diekspornya ke China bukan penyebab gelombang kedua virus corona di Beijing.

Saat ini pihak China telah menutup banyak restoran dan pedagang kecil menghentikan penjualan ikan salmon impor.

Ikan salmon asal Norwegia berada dalam pengawasan di China saat ini setelah penemuan klaster infeksi virus corona terbaru pada pasar daging Xinfadi di Beijing. Virus ditemukan pada talenan yang dibuat memotong daging ikan salmon.

Baca juga: Karena Virus Corona di Talenan Salmon, 11 Perumahan di Beijing Kena Lockdown

Kementerian Perikanan Norwegia, Odd Emil Ingebrigtsen mengatakan, "Masalah ini sedang diselesaikan, kami sedang merincinya hari ini," ucapnya sebagaimana dikutip TDN Finans.

Odd Emil mengatakan pejabat China dan Norwegia telah berjumpa pada Selasa kemarin dan memutuskan bahwa salmon Norwegia tidak mungkin menjadi sumber virus pada temuan pekan lalu di pasar Xinfadi.

Setidaknya sebanyak 137 orang telah terinfeksi sejak pekan lalu di Beijing, infeksi baru itu membuat beberapa perumahan di Beijing terpaksa kembali dikunci dan ribuan penerbangan dibatalkan.

Jaringan supermarket besar termasuk Wumart dan Carrefour kini telah membuang persediaan salmon mereka di Beijing namun tidak untuk produk lainnya.

Baca juga: Gelombang Kedua Covid-19, Ribuan Penerbangan Dibatalkan di Beijing

Beberapa restoran di Beijing juga tidak menyajikan salmon pada pekan lalu, menurut keterangan media Perancis AFP.

Sementara itu, kedutaan China di Oslo tidak memberi komentar apa pun terkait permasalahan ini. Berdasarkan pakar, salmon bukanlah vektor penyakit Covid-19 yang terjadi kembali di Beijing.

Menurut Bjorn Olav Kvamme, Kepala Bidang Penyakit dan Infeksi di Penelitian Kelautan Lembaga Norwegia mengatakan bahwa salmon bukan penyebabnya.

"Saya pikir, infeksinya tidak datang dari ikan salmon namun dari kontaminasi terhadap produk (salmon) dari alat yang digunakan orang," ujarnya, tapi menunjukkan tidak adanya studi tentang kemungkinan penyebaran virus oleh ikan.

Baca juga: Muncul Klaster Baru Corona di Beijing, WHO Minta Semua Negara Waspada

Di China, kepala epidemiologi dari Pusat Penyakit dan Pengendalian, Wu Zunyou mengatakan penemuan virus pada pekan lalu di sebuah talenan ikan tidak cukup menunjukkan bahwa virusnya berasal dari makanan laut yang diimpor.

"Bisa jadi dari orang yang telah terinfeksi," ujar Wu pada salah satu saluran TV China.

Sementara itu diketahui bahwa China dengan industri pasar menjanjikan telah mengimpor pada tahun lalu sekitar 23.500 ton ikan salmon Norwegia.

Saham produsen salmon, yang sebelumnya menderita karena pertikaian diplomatik antara Beijing dan Oslo atas pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepada pembangkang asal China Liu Xiaobo pada 2010, telah meningkat akibat berita baru-baru ini.

Saham Mowi, produsen salmon terkemuka dunia, naik 3,7 persen sekitar tengah hari di bursa efek Oslo. Sementara produser Salmar naik 2,9 persen dan Bakkafrost naik 2,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com