Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Virus Corona Meningkat Lagi, Warga Beijing Khawatir

Kompas.com - 24/06/2020, 13:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Pupus sudah harapan warga Beijing setelah meningkatnya jumlah kasus virus corona padahal dalam 56 hari berturut-turut sempat tidak ada penularan sama sekali.

Sebagian besar sumber penularan adalah dari Pasar Xinfandi, yakni sebuah pasar grosir sayur dan buah terbesar di ibukota China tersebut.

Di saat warga mulai diizinkan untuk melakukan perjalanan pendek, dengan kehidupan normal yang perlahan kembali, kini dilaporkan Beijing memiliki 227 kasus dalam waktu 10 hari.

Baca juga: Cegah Klaster Baru Corona, Beijing Uji Hampir 1 Juta Orang Tiap Hari

Di saat Wuhan, kota asal virus corona melaporkan adanya lebih dari 50 ribu kasus sejak awal pandemi, Beijing hanya memiliki 590 kasus.

Sejak wabah baru muncul 11 Juni lalu, Beijing sudah menutup 40 kawasan pemukiman yang dianggap beresiko tinggi, membatalkan ribuan penerbangan, dan melakukan tes terhadap lebih dari dua juta warga dalam sepekan.

"Saya sekarang bisa merasakan apa yang pernah dialami oleh warga di Wuhan. Berat sekali," kata seorang netizen bernama Kwanchi di media sosial China Weibo, setelah tingkat waspada corona di wilayah tempat tinggalnya naik dari menengah menjadi tinggi.

"Meski saya percaya wabah ini akan segera berlalu, saya takut," lanjut Kwanchi, seperti diberitakan ABC pada Selasa (24/6/2020).

Baca juga: Pasien Nol Gelombang 2 Covid-19 di Beijing adalah Ayah yang Tengah Belanja

"Rasanya dekat sekali"

Lily Yu, usia 30 tahun, adalah salah seorang warga Beijing yang sudah disarankan untuk menjalani tes COVID-19.

"Saya tinggal di distrik Fengtai, pusat wabah, jadi saya merasa dekat sekali sekarang ini," kata Lily Yu kepada ABC.

"Sudah diumumkan lewat pengeras suara sore ini, jika saatnya pemukiman dimana saya tinggal untuk melakukan tes corona."

Distrik Fengtai di sebelah selatan Beijing adalah lokasi Pasar Xinfadi, yang disebut sebagai pasar produk pertanian terbesar di Asia.

Lily mengungkapkan, jarak Xinfadi dengan rumahnya hanya 3 km. "Ayah saya sering ke sana membeli sayur dan buah, namun sudah tidak ke sana lagi belakangan," ujar dia.

Baca juga: Tanggapi Klaster Baru Covid-19, Para Pengantar Paket di Beijing Jalani Tes Swab

"Daging lebih murah di Xinfadi dibandingkan di supermarket, itulah sebabnya begitu banyak orang ke sana untuk belanja," tambah dia.

Meski tidak secemas seperti beberapa bulan lalu ketika pandemi pertama kali terjadi di China, Lily mengatakan dia berusaha menerapkan social distancing dan terus bekerja dari rumah.

"Beberapa teman saya ingin aman dan tinggal di rumah semaksimal mungkin, karena mereka khawatir virus ini sudah bermutasi," katanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com