Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Trump "Bencana", Mahathir Juga Bela China soal Virus Corona

Kompas.com - 14/06/2020, 08:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (94) menyebut Donald Trump sebagai "bencana", apabila terpilih lagi jadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada November mendatang.

Saat diwawancarai South China Morning Post (SCMP) di program This Week in Asia, Mahathir juga menolak klaim pemerintahan Trump yang menuding China harus bertanggung jawab atas pandemi virus corona.

Lebih lanjut, Mahathir yang dikenal anti-Barat mengatakan, "keributan" Presiden AS memperburuk ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

Baca juga: Najib Razak Masih Dianggap Musuh Nomor 1 oleh Mahathir Mohamad

"Saya tidak pernah mengira dia akan menang, tapi dia akhirnya menang," kata Mahathir dalam wawancara yang dilakukan melalui video call Zoom.

"(Sekarang) orang-orang mengatakan ada banyak orang yang akan mendukungnya. Itu akan menjadi bencana," ujar Mahathir dikutip dari SCMP Sabtu (13/6/2020).

Sebagai perbandingan, Mahathir mengatakan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden yang merupakan calon presiden dari Partai Demokrat, adalah sosok yang lebih "masuk akal".

Menurut politisi berjuluk Dr M itu, Biden telah bereaksi dengan baik, menunjukkan empati terhadap kerusuhan terkait rasialisme di AS belakangan ini.

"Saya tidak tahu apakah dia (Trump) akan terpilih lagi, tapi saya berharap Biden akan berbeda dari dia," kata Mahathir.

Ia menambahkan, dirinya telah berkata ke beberapa orang Amerika bahwa ia memihak Biden walau tidak punya hak untuk memilih.

Baca juga: Biden: Saya Pikir George Floyd Memang Akan Mengubah Dunia

Mahathir juga mengakui negaranya mengalami gejolak politik besar, tetapi dia tetap tidak habis pikir dengan yang terjadi di Gedung Putih.

"Anda tahu, dia (Trump) memecat semua pegawai yang bukan untuknya. Kedengarannya seperti negara Dunia Ketiga."

"Di Malaysia, kita mungkin melakukan itu - kalau kita tidak menyukai pegawai, kita memecatnya. Tapi ini Amerika: sangat, sangat liberal dan toleran akan hal-hal seperti itu."

Mahathir lalu berkata, dia juga mengikuti perkembangan demonstrasi besar-besaran di AS akibat kematian George Floyd.

Dia mengaku terkejut dengan rencana Trump menerjunkan pasukan militer untuk mengatasi demonstran.

"Maksud saya, dia mengancam memakai tentara melawan orang-orang yang berunjuk rasa. Ini belum pernah terjadi," ucap Mahathir.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com