Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senjata yang Menyasar Fasilitas MInyak Arab Saudi, Aramco, Berasal dari Iran

Kompas.com - 13/06/2020, 23:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Gulf News

NEW YORK, KOMPAS.com - Senjata yang digunakan untuk menghantam fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, rudal dan drone, berasal dari Iran.

Kabar itu tersaji berdasarkan dokumen yang dikeluarkan oleh Kantor Sekretaris Jenderal PBB, menanggapi implementasi perjanjian nuklir Teheran.

Dokumen yang dilihat oleh AFP pada Jumat (12/6/2020) itu menjabarkan pemeriksaan serpihan senjata yang digunakan untuk menyerang Aramco.

Baca juga: Arab Saudi Bakal Bertindak Jika Iran Terbukti Terlibat dalam Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Fasilitas minyak Arab Saudi diserang masing-masing di Afif (Mei 2019), Abha (Juni, Agustus), serta fasilitas Aramco di Khurais dan Abqaiq September 2019.

Report dari Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyatakan rudal penjelajah beserta komponennya mempunyai keterkaitan dengan Iran.

Dokumen yang diserahkan ke dewan keamanan Kamis (11/6/2020) itu menyebut, drone yang dipakai dalam serangan Mei dan September 2019 sebagian atau seluruhnya dibuat oleh Iran.

Dilansir Gulf News Sabtu (13/6/2020), serangan yang menyasar Aramco tahun lalu tak hanya menyebabkan kerusakan berat. Tapi juga mengganggu pasokan minyak dunia.

Perancis, Jerman, dan Inggris bergabung bersama AS melancarkan tudingan bahwa Teheran berada di balik pengerahan misil dan pesawat nirawak.

Teheran membantah bahwa mereka yang bertanggung jawab dalam serangan itu, dan Guterres juga mengutip beberapa ucapan penolakan mereka.

Laporan itu juga menekankan penyitaan senjata oleh AS di lepas pantai Yaman pada November 2019 dan Februari tahun ini, dengan dugaan dikirim ke Houthi.

Baca juga: Serangan di Pabrik Minyak Saudi Aramco, Begini Solusi dari AS

Dalam laporan tersebut, beberapa senjata yang disita, atau komponen, "berasal dari iran", seperti misil anti-tank atau senjata optikal.

"Benda-benda itu akan dikirimkan berdasarkan sikap yang tidak sesuai dengan resolusi 2231 pada 215," ujar Guterres dalam laporannya.

Dia mencatat bahwa beberapa senjata yang disita itu mempunyai kemiripan dengan bagian yang diambil dari rudal maupun drone 2019.

Sebelumnya dalam surat kepada Guterres dan delegasi PBB lain bertanggal 22 Mei, Teheran menyatakan mereka tak punya kebijakan mengekspor senjata.

Apalagi jika kebijakan tersebut sampai dicatat sebagai pelanggaran terhadap embargo senjata, seperti yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB.

Meski begitu, surat tersebut juga menekankan bahwa perjanjian nuklir 2015 sama sekali tidak menyebut larangan jika Iran mengirim senjata ke tempat lain.

Baca juga: Arab Saudi Tuding Iran Dalang Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com