Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Makan Petasan Mati Berdiri, Pemerintah India Buru 3 Tersangka

Kompas.com - 06/06/2020, 08:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber NDTV

NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebanyak tiga tersangka telah diidentifikasi dalam kasus gajah mati berdiri usai memakan nanas berisi petasan.

"Keadilan akan ditegakkan," tulis Menteri Kepala Negara Bagian Kerala, Pinarayi Vijaya, Jumat (5/6/2020) di Twitter.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Union Prakash Javadekar sebelumnya juga telah berkicau untuk memburu pelaku.

Baca juga: Gajah Hamil di India Mati akibat Makan Nanas yang Diisi Petasan

"Dalam insiden tragis di distrik Palakkad, seekor gajah bunting mati. Banyak di antara kalian yang menghubungi kami. Kami memastikan keprihatinan kalian tidak akan sia-sia," ucap Menteri Kepala.

"Penyelidikan sedang berlangsung, berfokus ke tiga tersangka... Kami akan melakukan apa pun yang bisa menegakkan keadilan," twit Vijayan.

Gajah liar itu sempat masuk sebuah desa dekat Taman Nasional Silent Valley di Palakkad bulan lalu, dan diduga telah memakan buah atau makanan yang berisi petasan.

Baca juga: Gajah Hamil Mati Setelah Makan Nanas Isi Petasan, Ini Janji India

Petasan itu lalu meledak di mulut gajah dan bertahan selama berhari-hari, sebelum gajah itu menceburkan diri ke sungai dan mati berdiri di sana pada 27 Mei.

Penduduk desa setempat biasanya memakai petasan atau bahan peledak untuk melindungi sawahnya dari hewan liar seperti babi hutan. Namun, praktik semacam ini telah dikecam secara luas.

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan gajah bunting itu berdiri di sungai dengan mulut dan belalainya yang dicelupkan ke air. Kemungkinan itu dilakukannya untuk mengurangi rasa sakit yang luar biasa.

Mamalia itu diperkirakan menderita luka sejak 20 hari lalu dan kelaparan karena tak bisa makan.

Baca juga: Kasus Gajah Hamil Mati Setelah Makan Buah Isi Peledak, 2 Orang Ditangkap

Mohan Krishnan, seorang penjaga hutan yang membantu evakuasi gajah, menulis di Facebook, "Saat kami melihatnya berdiri di sungai, dengan kepalanya tercelup di air. Dia punya firasat akan mati."

"Dia tidak menyerang satu pun warga meski dia berjalan dengan rasa sakit di jalanan desa."

Kemudian, pada Jumat Gubernur Prakash Javadekar berkata, pemerintah telah menangani kasus ini secara serius.

"Kami akan menyelidikinya dan menangkap pelaku. Ini bukan budaya India untuk mengumpan petasan dan membunuh," lanjutnya.

Adapun Menteri Kepala Negara Bagian Kerala mengatakan, penyelidikan juga akan mencoba mengatasi peningkatan konflik manusia dengan satwa liar.

"Perubahan iklim bisa berdampak buruk bagi masyarakat lokal dan hewan," twitnya.

Baca juga: Warga Namibia Bunuh 10 Gajah karena Ladangnya Diinjak-injak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com