FARRUKHABAD, KOMPAS.com - Polisi India pada Senin (20/5/2024) menahan remaja berusia 17 tahun yang belum cukup umur untuk memberikan suara di pemilu, tetapi sudah delapan kali memilih partai Perdana Menteri Narendra Modi.
Komisi Pemilihan Umum India lalu memberhentikan petugas pemilu setempat dari tugasnya dan memerintahkan pemungutan suara ulang di TPS tempat remaja itu memilih.
Kasus ini mencuat setelah video remaja itu yang berulang kali memilih Partai Bharatiya Janata (BJP) di pemilu India 2024 viral di media sosial.
Baca juga: Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?
“Ini pemberian suara kedua,” kata remaja laki-laki tersebut sambil tersenyum ke kamera ponselnya, setelah menekan tombol mesin pemungutan suara elektronik untuk partai BJP di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India.
"Sekarang lihat! Ini suaraku yang ketiga... sekarang aku sudah memberikan suaraku lima kali, sekarang sudah yang keenam," tambahnya sambil menghitung jari setiap kali selesai menekan dan berhenti setelah yang kedelapan kali.
Kantor berita AFP melaporkan, usia minimum untuk memilih di pemilu India adalah 18 tahun.
“Kami sudah menahan remaja tersebut dan dia membenarkan yang terlihat di video viral tersebut,” ujar wakil inspektur polisi Dhananjay Singh Kushwaha kepada AFP.
Kepala kantor pemilihan umum di Uttar Pradesh mengatakan di media sosial X, semua petugas di TPS lokasi kejadian telah diskors dan akan dikenakan sanksi.
Baca juga:
Insiden ini terjadi di Farrukhabad, sekitar 190 kilometer sebelah barat ibu kota negara bagian, Lucknow.
Uttar Pradesh di India utara berpopulasi lebih dari 250 juta orang—hampir menyamai jumlah penduduk India—dan 80 kursi parlemennya adalah kunci bagi yang ingin berkuasa di India.
Modi banyak diperkirakan akan memenangi pemilu, tetapi para saingan politiknya menuding otoritas pemilu India berpihak pada partai yang berkuasa dan tidak menegakkan aturan dengan benar, seperti pada kasus yang baru terjadi.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang kini mengincar masa jabatan ketiga beruntun, dituduh melemahkan lembaga-lembaga demokrasi utama termasuk kebebasan pers dan menargetkan saingan politiknya.
Baca juga: Pemilu India Dimulai Hari Ini, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.