Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Kompas.com - 22/05/2024, 11:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

FARRUKHABAD, KOMPAS.com - Polisi India pada Senin (20/5/2024) menahan remaja berusia 17 tahun yang belum cukup umur untuk memberikan suara di pemilu, tetapi sudah delapan kali memilih partai Perdana Menteri Narendra Modi.

Komisi Pemilihan Umum India lalu memberhentikan petugas pemilu setempat dari tugasnya dan memerintahkan pemungutan suara ulang di TPS tempat remaja itu memilih.

Kasus ini mencuat setelah video remaja itu yang berulang kali memilih Partai Bharatiya Janata (BJP) di pemilu India 2024 viral di media sosial.

Baca juga: Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

“Ini pemberian suara kedua,” kata remaja laki-laki tersebut sambil tersenyum ke kamera ponselnya, setelah menekan tombol mesin pemungutan suara elektronik untuk partai BJP di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India.

"Sekarang lihat! Ini suaraku yang ketiga... sekarang aku sudah memberikan suaraku lima kali, sekarang sudah yang keenam," tambahnya sambil menghitung jari setiap kali selesai menekan dan berhenti setelah yang kedelapan kali.

Kantor berita AFP melaporkan, usia minimum untuk memilih di pemilu India adalah 18 tahun.

“Kami sudah menahan remaja tersebut dan dia membenarkan yang terlihat di video viral tersebut,” ujar wakil inspektur polisi Dhananjay Singh Kushwaha kepada AFP.

Kepala kantor pemilihan umum di Uttar Pradesh mengatakan di media sosial X, semua petugas di TPS lokasi kejadian telah diskors dan akan dikenakan sanksi.

Baca juga:

Insiden ini terjadi di Farrukhabad, sekitar 190 kilometer sebelah barat ibu kota negara bagian, Lucknow.

Uttar Pradesh di India utara berpopulasi lebih dari 250 juta orang—hampir menyamai jumlah penduduk India—dan 80 kursi parlemennya adalah kunci bagi yang ingin berkuasa di India.

Modi banyak diperkirakan akan memenangi pemilu, tetapi para saingan politiknya menuding otoritas pemilu India berpihak pada partai yang berkuasa dan tidak menegakkan aturan dengan benar, seperti pada kasus yang baru terjadi.

Perdana Menteri India Narendra Modi, yang kini mengincar masa jabatan ketiga beruntun, dituduh melemahkan lembaga-lembaga demokrasi utama termasuk kebebasan pers dan menargetkan saingan politiknya.

Baca juga: Pemilu India Dimulai Hari Ini, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com