Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak bagi Hong Kong jika Hak Istimewanya Dicabut AS

Kompas.com - 30/05/2020, 14:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Namun demikian, hingga berita ini diunggah belum ada rencana spesifik yang dibeberkan Trump.

Julian Ku seorang ahli hukum internasional di Hofstra University mengatakan, presiden "sangat fleksibel".

"Saya berharap dia menempuh beberapa aturan besar yang menunjukkan China dia serius, tetapi tidak mengubah setiap hukum AS yang berlaku untuk Hong Kong," ujarnya kepada AFP.

Baca juga: Menlu AS: Hong Kong Tak Lagi Otonom dari China

Bagaimana ini bisa terjadi?

Keputusan untuk mencabut hak istimewa Hong Kong dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa Beijing telah merenggut kebebasan kota itu.

Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah rencana melarang subversi dan tindakan yang membahayakan keamanan nasional, setelah terjadi demonstrasi pro-demokrasi berbulan-bulan tahun lalu.

Beijing berdalih, hukum itu diperlukan untuk mengekang "terorisme" dan "separatisme". Namun, oposisi khawatir itu digunakan untuk menekan perbedaan pendapat seperti di China yang otoriter.

Status istimewa Hong Kong ini menghasilkan dukungan bipartisan di Washington, dengan anggota parlemen tahun lalu mengesahkan RUU yang menghukum China.

Salah satu ketentuannya adalah Departemen Luar Negeri menyatakan setiap tahun, apakah Hong Kong masih mempertahankan status istimewanya dari China.

Kemudian, pada Rabu (27/5/2020), Deplu AS memutuskan Hong Kong sudah tidak memilikinya.

Baca juga: Polisi Tembakkan Peluru Merica dalam Demonstrasi di Hong Kong

Apakah ini akhir dari Hong Kong?

Kebijakan pemerintahan Trump terhadap China sulit ditebak.

Trump telah mengambil sikap keras terhadap perang dagang dengan China, tetapi telah menunjukkan sedikit perhatian dalam hak asasi manusia, dan berbicara ke Presiden China Xi Jinping.

Ia juga enggan membahayakan perjanjian dagangnya dengan China karena berusaha terpilih lagi sebagai presiden pada November.

Sektor bisnis AS dapat terpukul keras oleh keputusan menghukum Hong Kong secara ekonomi.

Menurut Layanan Penelitian Kongres, hampir 300 perusahaan AS memiliki kantor pusat regional di Hong Kong, sedangkan 434 perusahaan mempunyai kantor regional di sana.

Akan tetapi, sikap terhadap China semakin keras di pemerintahan Trump, terutama setelah pandemi virus corona merebak.

Baca juga: Jelang Pembahasan RUU Lagu Kebangsaan, Hong Kong Tingkatkan Jumlah Polisi di Jalan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com