Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Tanda Kim Jong Un Lakukan Operasi Jantung

Kompas.com - 06/05/2020, 23:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

SEOUL, KOMPAS.com - Intelijen Korea Selatan menyatakan, mereka tidak menemukan tanda Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjalani operasi jantung seperti yang dirumorkan April lalu.

Selama 20 hari, Kim tidak muncul ke hadapan publik. Bahkan, dia melewatkan hari kelahiran sang kakek sekaligus pendiri Korut, Kim Il Sung.

Absennya Kim Jong Un menjadi perhatian dunia, di mana ada media yang memberitakannya "berada dalam kondisi kritis", bahkan meninggal.

Baca juga: Dapat Medali Perang Dunia II dari Putin, Kim Jong Un Tak Hadir

Namun dalam peringatan Hari Buruh (1/5/2020), Pemimpin Korea Utara muncul dengan meresmikan pabrik pupuk yang berlokasi di Sunchon.

Apa intelijen Korea Selatan katakan?

Kepala badan telik sandi Negeri "Ginseng", Suh Hoon, menyampaikan perkembangan terkait Kim Jong Un dalam sidang parlemen Rabu (6/5/2020).

Dikutip Yonhap via BBC, Suh menuturkan bahwa pihaknya belum mendapatkan laporan rumor gangguan kesehatan yang diderita Kim adalah benar.

Dalam rapat komite, dia menerangkan sepanjang 2020 ini, Kim sudah tampil selama 17 kali. Normalnya, dia akan muncul selama 50 kali.

Namun, kemunculan sang pemimpin tertinggi bisa tereduksi di tengah wabah Covid-19. Meski Korea Utara hingga saat ini bersikeras belum mendapatkan kasus.

Menurut salah satu anggota parlemen Kim Byung-kee, tidak diragukan bahwa saat ini terdapat pandemi di negara yang menganut ideologi Juche itu.

Dia menerangkan, Kim mungkin saja fokus mengonsolidasikan kepentingan internal seperti militer dan partai. "Perhatian akan virus corona jelas mengurangi aktivitas publiknya," paparnya.

Baca juga: Sebut Kim Jong Un Tak Bisa Berdiri, Pembelot Korea Utara Minta Maaf

Apa yang menjadi rumornya?

Setelah tidak menghadiri Hari Matahari, hari peringatan kelahiran Kim Il Sung, rumor mengenai kesehatan Kim Jong Un mulai menyebar.

Enam hari kemudian, Daily NK, media yang dikelola pembelot Korut, mempublikasikan cerita bahwa Kim menjalani operasi kardiovaskular.

Rumor itu kemudian diambil oleh sejumlah media internasional, di mana ada yang menyatakan bahwa kondisinya memburuk setelah operasi jantung.

Bahkan, ada juga yang mengklaim mengutip sumber dari internal Pyongyang, yang menyatakan bahwa pria yang diyakini berusia 36 tahun itu sudah meninggal.

Baca juga: Korea Selatan Tidak Yakin Kim Jong Un Jalani Operasi

Pada saat itu, baik pemerintah Korea Selatan maupun sumber dari China menekankan bahwa tidak ada kabar serius mengenai kesehatan Kim.

Namun, penegasan tersebut justru menimbulkan friksi. Apalagi dua pembelot Korut yang kini menjadi politisi Korsel, Thae Yong-ho dan Ji Seong-ho, mendukung laporan soal kesehatan Kim.

Namun, begitu Kim muncul untuk meresmikan pabrik pupuk pada Jumat lalu, Thae langsung merilis pernyataan resmi berisi permintaan maaf.

"Saya paham jika alasan Anda memilih saya adalah ekspektasi mengenai analisa akurat dan proyeksi akan isu di Korea Utara," kata dia.

"Saya merasa sangat bertanggung jawab dan bersalah," ujar Thae kembali dalam permintaan maafnya.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul Kembali, Trump Mengaku Senang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com