Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsi Gula dalam Pembuatan Geplak, Bukan Cuma Pemanis

Kompas.com - 19/02/2022, 20:07 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Geplak merupakan kudapan manis khas Yogyakarta yang biasa dijadikan sebagai oleh-oleh. 

Pemilik usaha Geplak Widodo, Cynthia Mala Silvia atau akrab disapa Mala mengatakan bahwa camilan ini terbuat dari kelapa parut dan gula. 

Kendati demikian ada pula beberapa pembuat geplak yang menambahkan tepung beras untuk campurannya. 

"Kalau di sini bahan geplak pure cuma parutan kelapa sama gula. Tapi pernah dengar-dengar juga ada yang dimasaknya pakai tepung juga ada. Tepung beras itu lo, tapi kita enggak," ujar Mala kepada Kompas.com, Selasa (09/02/2022). 

Baca juga:

Jenis gula yang digunakan untuk membuat geplak ada dua macam, yaitu gula pasir dan gula jawa atau gula kelapa.

Gula pasir biasa dipakai untuk membuat geplak putih atau berwarna. Sementara, gula jawa umumnya digunakan untuk membuat geplak berwarna coklat. 

"Gula nanti itu nanti ada yang gula pasir sama gula jawa," kata Mala.

Ilustrasi geplak, kudapan manis khas Bantul Yogyakarta. SHUTTERSTOCK/ HariPrasetyo Ilustrasi geplak, kudapan manis khas Bantul Yogyakarta.

Dalam pembuatannya digunakan gula cukup banyak sehingga menghasilkan rasa manis yang kuat.

Di luar daripada itu sebetulnya fungsi gula dalam geplak tidak cuma sebagai pemanis. Namun bisa juga dipakai bahan pengawet alami

"Kalau gula tak cek memang itu pengawet. Tapi pengawet secara alami ya," ujar Mala.

Baca juga:

Ditambahkan dari "Kuliner Yogyakarta - Pantas Dikenang Sepanjang Masa" (2017) oleh Murdijati Gardjito, dkk. terbitan PT Gramedia Pustaka Utama berkat kandungan gulanya yang tinggi geplak cukup tahan lama.

Oleh karena itu, wajar jika kudapan manis ini kerap dibawa sebagai buah tangan. 

Meski begitu Mala menyebut bahwa masa simpan geplak tetap terbatas, sekitar satu minggu saja.

Ilustrasi gula, gula pasir. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi gula, gula pasir.

Guna memperpanjang masa simpannya, biasanya pembuatan geplak mengovennya supaya lebih kering. 

"Walau pengawet alami itu kan tapi tetap enggak bisa lama, paling cuma satu minggu itu," tutur Mala. 

"Kalau pernah lihat geplak di Malioboro yang dibungkus satu-satu pakai kertas, itu geplak juga, tapi dia mungkin kayak dioven gitu, jadi kering dan lebih awet. Tapi di kita enggak," tambahnya. 

Baca juga: Resep Jenang Grendul, Hasilnya Lembut dan Kenyal

Buku "Kuliner Yogyakarta - Pantas Dikenang Sepanjang Masa" (2017) oleh Murdijati Gardjito, dkk. terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dapat dibeli online di Gramedia.com

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com