KOMPAS.com - Lotek adalah makanan yang terdiri dari sayuran rebus dan dihidangkan dengan bumbu kacang.
Sajian ini dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Yogyakarta. Ada satu warung lotek legendaris di Yogyakarta yang cukup terkenal, yaitu Lotek dan Gado-gado Bu Ning.
Baca juga:
Bu Ning, pemilik usaha Lotek dan Gado-gado Bu Ning kepada Kompas.com turut menceritakan mulanya ia membangun usaha ini. Berikut penuturan ringkasnya.
Ning mengatakan bahwa usaha loteknya ini sudah berjalan sejak 1983. Kala itu lokasi warung dulu bukan di tempat sekarang, melainkan di sekitar lapas tahanan di Jalan Tamansiswa.
"Ini itu sudah dari tahun 1983. Dulu awalnya di selatan di LP, yang sekarang jadi kantor. Pindah ke sini baru tahun 2017, di sini masuk empat tahun," tutur Ning, Sabtu (05/02/2022).
Sebelum terkenal dengan jualan loteknya, mulanya Ning menyajikan soto. Namun karena penjualannya tidak bagus Ning pindah haluan berjualan lotek.
"Sebelumnya jualan soto, kelihatannya kurang begitu laku terus saya tambahi rujak sama lotek. Kebetulan yang bisa jalan loteknya," ujarnya.
Baca juga:
Danang, anak yang juga pengelola warung Lotek dan Gado-gado Bu Ning sekarang menjelaskan bahwa usaha ini mulanya hanya untuk mengisi waktu luang.
Tak disangka, warung lotek milik ibunya justru ramai dan eksis hingga sekarang.
"Awalnya hanya coba coba untuk mencari penghasilan tambahan, tapi ternyata bisa berkembang, Alhamdulillah, mungkin memang rejekinya di situ," tutur Danang.
Walau kini cukup terkenal, tapi Ning mengatakan bahwa mulanya ia juga berjuang dulu dalam membangun usaha. Bahkan Ning menyebut bahwa 'babat alas' usaha loteknya dilakukan hingga tujuh tahun.
Kendati demikian Ning bersyukur warung loteknya masih eksis hingga sekarang.
Baca juga:
Walau sudah ada sejak lama, cita rasa dari lotek di warung Lotek dan Gado-gado Bu Ning tidak berubah. Danang mengatakan bahwa resep tersebut sudah diwariskan turun-temurun oleh ibunya
"Resep itu sudah turun-temurun, karena sekarang kan sudah generasi kedua. Sekarang ibu itu tinggal ngawasi sama istilahnya jadi ikonnya," ungkapnya.
Lebih jauh, Ning menjelaskan bahwa bahan baku bumbu loteknya pun tidak berubah hingga sekarang. Oleh karena itu, rasanya pun tetap sama seperti dulu.