Walau sama-sama dari tepung ketan tapi mochi dan moaci sebetulnya berbeda. Dari segi ukuran, moaci lebih besar daripada mochi.
Selain itu moaci biasanya juga diselimuti dengan wijen. Meski begitu ada pula moaci yang lapisan luarnya memakai tepung, seperti mochi ala Sukabumi.
Baca juga:
Rudi menjelaskan bahwa proses pembuatan mochi dan moaci juga berbeda. Moaci umumnya dimasak dengan dua kali pengolahan.
Sementara,mochi Sukabumi hanya satu kali, yakni cukup mengukus bahan saja.
Keberadaan tempat wisata di sekitar Sukabumi membuat mochi semakin dikenal, khususnya sebagai produk oleh-oleh.
Sementara itu, produsen mochi di Sukabumi sendiri cukup banyak. Oleh karenanya, beberapa produsen berekpansi menjual produknya hingga ke puncak guna meningkatkan penjualan.
"Nah karena di Sukabumi sendiri persaingan penjualan mochi banyak pemainnya, jadi mereka ekspansi ke beberapa kota dan objek wisata di luar Sukabumi supaya omset penjualan bagus," jelas Rudi.
Baca juga:
Target market yang disasar adalah wisatawan yang terjebak macet atau mereka yang tak sempat mampir ke Sukabumi.
Pandemi membuat penjualan mochi menurun dratis. Bahkan penurunan omsetnya hingga 80 persen, baik di Moaci Gemini Semarang atau Mochi Lampion.
Sebagai strategi bertahan, kedua produsen mochi ini lantas mengencarkan penjualan daring melalui marketplace.
Baca juga:
Cara membuat mochi cukup sederhana. Untuk membuatnya tidak perlu pakai mikser atau oven, cukup siapkan kukusan saja.
Lalu, bahan utama mochi sendiri yaitu tepung ketan, gula, dan isian. Isiannya bisa memakai kacang tanah atau pasta maupun selai buah.
Baca juga:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat mochi. Salah satunya yakni pada takaran dan kualitas bahan.
Untuk menghasilkan mochi yang lembut maka bahan yang digunakan harus bagus. Misalnya tepung ketannya harus segar dan tidak bau apek.
Baca juga: 9 Cara Membuat Mochi agar Lembut dan Kenyal, Panduan untuk Pemula
Di samping itu, takaran tepung dan gula pun harus sesuai agar mochi tidak keras.