Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UT Hongkong: Pendidikan Tinggi Kunci Tingkatkan Kualitas Pekerja Migran

Kompas.com - 07/02/2021, 19:14 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Mereka yang harus bekerja keras dan sambil kuliah,  dari sisi belajar sangat berpengaruh pada pertumbuhan kematangan pribadi yang bersangkutan. Ini satu hal yang luar biasa. Semangat belajar yang perlu diapreasisi," tegas Prof. Muhadjir.

Baca juga: Kampus Merdeka, Menjawab Tuntutan Masa Depan

Sekaligus Menko PMK memberikan pujian bagi UT yang turut memberikan andil dalam memberikan akses kepada siapa saja yang memiliki minat dan kemampuan menempuh pendidikan tinggi.

Ricky Suhendar, Konsul Jenderal Indonesia untuk Hong Kong menilai pendidikan tinggi menjadi sarana pekerja migran dalam meningkatkan kapasitas keterampilan diri.

Ia menilai bekerja sambil belajar sangat berat karena dituntut disiplin diri dan motivasi yang sangat kuat.

"Saya memahami, menjadi pekerja migran di Hong Kong tidak untuk selamanya. Meningkatkan pendidikan ke jenjang lebih lebih tinggi akan sangat bermanfaat sekembalinya bekerja dari Hong Kong," papar Ricky.

Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yaya Sutarya, mendorong para pekerja migran dapat mengambil kesempatan beasiswa yang ditawarkan pemerintah China dalam berbagai skema beasiswa.

"Pemerintah China membuka banyak skema. Mulai dari full scholarship yang menjamin biaya hidup, sekolah dan lain-lain, maupun beasiswa parsial yang lebih murah. Mahasiswa pun mendapatkan mendapat subsidi makan hingg 70 persen," jelas Yaya.

"Pesan saya, cobalah membuat mimpi. Setelah belajar di UT Hong Kong, pulang akan menjadi apa, peran apa yang bisa saya ambil setelah pulang ke Tanah Air," pesan Menko PMK di penghujung paparan.

Ia berharap semangat ini dapat diintegrasikan dalam tugas akhir, dirancang dengan cermat sehingga para pekerja migran dapat memberikan manfaat besar bagi masyrakat saat kembali ke tanah air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com