Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UT Hongkong: Pendidikan Tinggi Kunci Tingkatkan Kualitas Pekerja Migran

Kompas.com - 07/02/2021, 19:14 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan tinggi menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas SDM dan juga taraf hidup para kerja migran Indonesia. Karenanya, kemudahan dan keterjangkauan akses pendidikan tinggi perlu dibuka seluas-luasnya bagi mereka.

Akses pendidikan tinggi bagi pekerja migran Indonesia ini menjadi isu penting yang diangkat webinar yang digelar Universitas Terbuka unit Hong Kong (UT Hong Kong) mengangkat tema "Memaknai Peran Mahasiswa UT Luar Negeri dalam Kampus Merdeka" (7/2/2020).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof. Muhadjir Effendy menjadi salah satu pembicara kunci dan didampingi dengan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti, Prof. Aris Junaidi.

Dalam sambutan pembukaan, Rektor UT, Prof. Ojat Darojat mengungkapkan saat ini melayani mahasiswa di lebih dari 43 negara. "Bahkan dalam ujian kemarin, secara sistem UT mencatat melayani ujian atau exam di 91 negara," ujar Prof. Ojat.

"Ini coverage yang luar biasa. Ini berarti UT makin membahana di dunia," tegas Rektor UT.

Baca juga: Klub Literasi Sekolah, Upaya Memperkuat Literasi lewat Kampus Merdeka

Akses pendidikan tinggi

Peran penting UT dan integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran khususnya di masa pendemi mendapat afirmasi dari Menko PMK, Prof. Muhadjir Effendy.

"Dengan adanya pandemi, kita makin menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi seiring dengan diintrodusinyna revolusi industri 4.0," jelas Prof. Muhadjir.

Ia melanjutkan, "secara tiba-tiba, siap atau tidak siap, pendidikan Indonesia harus beralih dari pendidikan tatap muka menjadi PJJ atau campuran keduanya. Pendidik dan peserta didik harus melakukan transformasi yang menuntutk kreativitas dalam penguasaan TIK."

Hal ini, tambahnya, perlu didukung dengan beragam strategi mulai dari penguatan infrastruktur, penggunaan TIK dan kurikum yang sesuai hingga penggunaan muliti platform dalam proses belajar mengajar.

"Hijrah"-nya pendidikan ke PJJ meski membawa dampak positif, di sisi lain Menko PMK mengingatkan sisi negatif di mana tidak semua siswa dapat mengikuti secara optimal pembelajaran karena beragam sebab, seperti faktor geopasial Indonesia yang sangat heterogen.

"Konsekuensi ini makin menciptakan ketimpangan dalam memperoleh akses pembelajaran. Jangan bayangkan Indoensia seperti kota-kota besar. Akses mendapatkan itu tidak semelimpah di kota-kota besar," tegas Prof, Muhadjir mengingatkan.

Dalam kesempatan sama, Prof. Ojat berharap integrasi TIK dalam pembelajaran dapat menjawab learning loss. Terkait hal itu, UT membuka akses bahan ajar yang dapat diakses secara gratis oleh dosen, mahasiswa maupun pendidik.

"Selain itu, dalam konteks Kampus Merdeka saat ini ada 14 perguruan tinggi konvesional, baik negeri maupun swasta mengambil mata kuliah online ke UT. Ada sekitar 12.000 mahasiswa telah mengabil mata kuliah umum (KMU/MKDU), secara online ke UT," ungkap Prof. Ojat.

"Kita membuka pintu selebar-lebarnya agar semua mendapatkan pengalaman kuliah online," katanya.

Meningkatkan kemampuan diri

Dalam kesempatan sama, Menko PMK, Prof. Muhadjir juga memberikan apresiasi kepada para mahasiswa UT luar negeri yang menjalankan 2 fungsi sekaligus: bekerja dan belajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com