Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menjaga Tubuh Tetap Dingin Saat Dilanda Suhu Panas

Kompas.com - 28/04/2023, 19:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang panas belakangan melanda sebagian besar negara-negara di Asia, seperti India dan Bangladesh.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gerak semu Matahari menyebabkan suhu di Indonesia menjadi lebih panas.

Dilansir dari Kompas.com, rata-rata temperatur di Indonesia berkisar antara 25 derajat celsius di pagi hari dan 33-34 derajat celsius di siang hari. Kondisi ini diprakirakan baru akan membaik antara akhir April hingga Mei nanti.

Lalu, bagaimana cara menjaga tubuh tetap dingin di tengah suhu panas saat ini?

Baca juga: 5 Penyebab Suhu Panas di Indonesia Menurut BMKG


Bahaya suhu panas

Gelombang atau suhu yang panas dapat berdampak serius bagi kondisi tubuh makhluk hidup.

Dilansir dari Kompas.com, tubuh manusia berfungsi paling baik pada suhu maksimal 37 derajat celsius.

Saat suhu udara terlalu panas, tubuh dapat mengalami dehidrasi. Akibatnya, darah bisa mengental. Kondisi ini akan membuat jantung harus memompa lebih keras dan berpotensi merusak organ tubuh.

Keadaan semacam ini menyebabkan seseorang bisa mengalami heat exhaustion (kelelahan panas) atau heat stroke (serangan panas).

Menurut Healthline, serangan panas memiliki gejala suhu tubuh mencapai 39 derajat celsius, kulit panas, merah, kering atau lembap, denyut nadi cepat dan kuat, sakit kepala, mual, dan bingung.

Sementara kelelahan panas menimbulkan banyak keringat, kulit dingin, pucat, atau lembap, denyut nadi cepat dan lemah, mual atau muntah, kram otot, kelelahan, pusing, bahkan pingsan.

Baca juga: Ramai soal Suhu Tinggi di Seluruh Indonesia Hari Ini, Daerah Mana yang Paling Panas?

Cara menjaga tubuh tetap dingin

Ilustrasi suhu panas, cuaca panas di rumah. Kipas angin membantu mengurangi udara panas, membuat keringat cepat menguap dan menjaga udara tetap sejuk.SHUTTERSTOCK/STUDIO ROMANTIC Ilustrasi suhu panas, cuaca panas di rumah. Kipas angin membantu mengurangi udara panas, membuat keringat cepat menguap dan menjaga udara tetap sejuk.
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut cara untuk melindungi diri dari suhu panas:

  • Berada di ruangan paling dingin di rumah, terutama malam hari.
  • Jika tidak bisa, berada 2-3 jam sehari di tempat yang sejuk, seperti di bawah AC.
  • Hindari pergi ke luar selama suhu panas.
  • Hindari aktivitas fisik yang berat atau lakukan saat waktu sejuk, contohnya antara pukul 04:00 hingga 07:00 pagi.
  • Pastikan berada di tempat teduh.
  • Jangan berada di dalam kendaraan yang diparkir.
  • Mandi atau berendam dengan air dingin.
  • Gunakan kompres dingin, handuk, spons, dan rendaman kaki agar tetap dingin. Kenakan pakaian ringan dan longgar dari bahan alami.
  • Pakai topi dan kacamata hitam jika pergi ke luar rumah.
  • Gunakan sprei tipis dan tanpa bantal.
  • Minum secara teratur.
  • Hindari alkohol serta minuman yang terlalu banyak kafein dan gula.
  • Makan dalam porsi kecil dan lebih sering, serta hindari makanan yang tinggi protein.
  • Buka jendela saat malam hari agar udara berganti, lalu tutuplah jendela di siang hari.

Selain itu, dilansir dari Euronews, disarankan agar memakai pakaian longgar dari serat alami seperti katun dan linen. Kain ini akan membuat kulit lebih mudah bernapas, lebih bisa menyerap keringat, dan membantu sirkulasi udara ke seluruh tubuh.

Orang yang mengalami suhu panas juga lebih baik memakai kipas angin daripada AC. Ini karena kipas lebih hemat energi dan menghasilkan aliran udara yang sejuk.

Disarankan juga untuk menutup gorden untuk mencegah terlalu banyak sinar Matahari masuk.

Baca juga: Gelombang Panas Landa Asia, 13 Warga India Dilaporkan Tewas dan Sekolah Ditutup

Hal yang harus diperhatikan

Menambah asupan air putih adalah salah satu hal yang harus dilakukan saat cuaca panas agar terhindar dari dehidrasi.Shutterstock/Krakenimages.com Menambah asupan air putih adalah salah satu hal yang harus dilakukan saat cuaca panas agar terhindar dari dehidrasi.
Menurut WHO, segera pindah ke tempat yang sejuk saat mulai merasa pusing, lemah, cemas, sangat haus, dan sakit kepala. Untuk menghindari dehidrasi, minumlah air.

Jika mengalami kejang otot, terutama di kaki, lengan, atau perut,  minumlah cairan elektrolit. Perawatan medis diperlukan jika kondisi tersebut berlangsung lebih dari 1 jam.

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika ada yang terkena heat stroke atau heat exhaustion adalah, memindahkan orang tersebut ke tempat dingin dan letakkan dalam posisi horizontal lalu angkat kaki dan pinggulnya.

Kemudian, lepaskan pakaian dan lakukan pendinginan tubuh. Caranya, letakkan kompres dingin di leher, ketiak, dan selangkangan.

Lalu kipasi tubuhnya, dan semprot kulit dengan air pada suhu 25-30  derajat celsius. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Tren
Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com