Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Landa Asia, 13 Warga India Dilaporkan Tewas dan Sekolah Ditutup

Kompas.com - 26/04/2023, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang panas belakangan ini melanda berbagai negara di Asia.

Menurut The Guardian, para klimatologis dan sejarawan bahkan menyebut kondisi ini sebagai "gelombang panas terparah sepanjang sejarah Asia".

Pada umumnya, Benua Asia memiliki suhu rata-rata 16 derajat Celsius hingga 27 derajat Celsius. Wilayah ini jarang memiliki suhu di bawah 15 derajat Celsius atau di atas 29 derajat Celsius.

Namun, bulan ini, gelombang panas membuat banyak negara mengalami peningkatan suhu drastis.

Sebagian besar negara Asia Tenggara bahkan mencapai suhu di atas 40 derajat Celsius.

Baca juga: Sederet Negara yang Alami Gelombang Panas, Didominasi Asia Tenggara dan Selatan


Gelombang panas Asia

Luang Prabang, Laos pada Jumat lalu mencatatkan suhu tertinggi dalam sejarah negara tersebut, yakni 42,7 derajat Celsius. Sehari setelahnya, ibukota Vientiane juga mencatatkan rekor 41,4 derajat Celsius sebagai hari terpanasnya.

Negara tetangga, Thailand, mencatatkan suhu di Tak, wilayah barat laut negara itu mencapai 45,5 derajat Celsius. Angka tersebut meningkat dari rekor suhu tertinggi yang pernah dicapai Mae Hong Son pada 28 April 2016, yakni 44,6 derajat Celsius.

Sementara suhu di Bangladesh melonjak di atas 40 derajat Celsius di ibukota Dhaka pada Sabtu kemarin. Hari itu menjadi hari terpanas sepanjang 58 tahun belakangan.

Selain itu, gelombang panas juga dilaporkan terjadi di Vietnam, Myanmar, dan Jepang.

Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan yang berada di Asia Tengah juga melaporkan cuaca panas yang lebih buruk dari biasanya.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

Jatuh korban jiwa

Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu naik akibat gelombang panas di New Delhi pada 27 Mei 2020. AFP PHOTO/JEWEL SAMAD Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air botol istirahat dari membersihkan rumput pembohong dari taman dekat India di tengah suhu naik akibat gelombang panas di New Delhi pada 27 Mei 2020.
Akibat gelombang panas yang melanda beberapa wilayah di Benua Asia, terdapat korban jiwa dan sejumlah masalah susulan yang terjadi.

Suhu tinggi di India menyebabkan 13 orang meninggal dan delapan lainnya menerima perawatan medis akibat sengatan Matahari.

Para korban sebelumnya menghadiri acara penghargaan yang diadakan di luar ruangan di negara bagian Maharashtra.

Departemen India mencatatkan, negara bagian bagian Bihar, Jharkhand, Odisha, Andhra Pradesh, dan Benggala Barat dilanda suhu panas di saat banyak buruh bekerja di luar ruangan.

Selain itu, beberapa negara bagian India juga mulai menutup sekolah-sekolah negeri karena khawatir akan cuaca panas yang parah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com