Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

Kompas.com - 25/04/2023, 12:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) menyebutkan, Indonesia mengalami suhu panas selama beberapa hari terakhir.

Suhu panas disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dinamika atmosfer yang tidak biasa, pengaruh gerak semu Matahari, pemanasan global, dan perubahan iklim.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan suhu panas adalah dominasi Monsun Australia ketika Indonesia memasuki musim kemarau, radiasi Matahari, dan tutupan awan.

Kendati mengalami suhu panas, BMKG menegaskan bahwa suhu panas di Indonesia bukanlah gelombang panas

Hal itu diungkapkan melalui akun Instagram resmi @infobmkg.

Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas,” tulis BMKG pada Minggu (23/4/2023).

Baca juga: Ramai soal Suhu Panas di Indonesia, sampai Kapan?

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

Lantas, apa alasan BMKG menyebutkan Indonesia tidak mengalami gelombang panas?

Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa Indonesia tidak mengalami gelombang panas seperti negara-negara Asia lainnya.

Ia menjelaskan bahwa suhu panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu Matahari, siklus yang terjadi setiap tahun.

“Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (25/4/2023).

Diketahui, gelombang panas yang dikaitkan dengan suhu panas di Indonesia telah dialami sejumlah negara selama beberapa hari ke belakang,

Dilansir dari Kompas.com, gelombang panas sudah melanda China, Bangladesh, Laos, Myanmar, India, termasuk Thailand.

Baca juga: Kenapa Gelombang Panas Bisa Mematikan?

Suhu panas Indonesia sudah turun

Dwikorita menjelaskan bahwa suhu panas Indonesia mulai turun sejak 17 April 2023 lalu.

Pada 17 April 2023, pengamatan stasiun BMKG di Ciputat sempat mencatat lonjakan suhu maksimum mencapai 37,2 derajat Celsius.

Setelah itu, suhu panas mulai turun dan suhu rata-rata di wilayah Indonesia berkisar 34-26 derajat Celsius.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com