Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Makan Kentang Goreng Terlalu Banyak Bisa Sebabkan Depresi, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 25/04/2023, 20:05 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kentang goreng termasuk salah satu makanan yang digemari publik. Jajanan ini ada mulai dari versi makanan beku hingga buatan merek waralaba.

Sebagai makanan cepat saji, kentang goreng tidak dikenal sebagai makanan sehat. Ini karena makanan tersebut mengandung lemak dan garam tinggi sehingga berisiko meningkatkan gangguan kardiovaskular.

Namun ternyata tidak hanya itu, sebuah penelitian menyatakan bahwa kentang goreng juga berhubungan dengan kondisi kesehatan mental seseorang.

Orang yang sering mengonsumsi gorengan, terutama kentang goreng, disebut berisiko tinggi terkena depresi dan kecemasan.

Baca juga: Tips Mengolah Kentang Goreng untuk Penderita Hipertensi dan Kolesterol Tinggi


Kentang goreng berkaitan dengan depresi

Tim peneliti dari Universitas Zhejiang, Hangzhou, China menerbitkan penemuan itu dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS).

Dilansir dari CNN Health, mereka melakukan pengamatan terhadap 140.728 warga Inggris selama lebih dari 11,3 tahun.

Hasilnya, terdapat total 8.294 kasus kecemasan dan 12.735 penderita depresi di antara mereka yang makan gorengan.

Tidak hanya itu, sebanyak 12 persen konsumen kentang goreng lebih banyak mengalami masalah kecemasan dan 7 persen berisiko depresi dibandingkan orang yang tidak makan gorengan tersebut.

Penelitian tersebut menyimpulkan, orang yang sering mengonsumsi makanan yang digoreng, terutama kentang goreng, berkaitan dengan depresi dan kecemasan.

Kondisi ini terutama terjadi di antara anak-anak hingga pria berusia muda.

Meski begitu, para peneliti belum menyimpulkan apakah kentang goreng menyebabkan masalah mental, atau orang beralih makan gorengan saat terkena gangguan tersebut.

Peneliti Universitas Zhejiang Yu Zhang yang menulis studi tersebut mengatakan bahwa masyarakat tetap harus hidup sehat meski makan kentang goreng.

"Tidak perlu panik tentang efek buruk dari makanan yang digoreng."

Menurutnya, menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi konsumsi gorengan dapat membantu mendukung kesehatan mental dan tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Studi Ungkap Kentang Goreng Bisa Picu Kanker

Kandungan dalam kentang goreng yang picu depresi

Ilustrasi cara membuat kentang goreng PIXABAY/PEGGY UND MARCO LACHMANN-ANKE Ilustrasi cara membuat kentang goreng
Dikutip dari Dailymail, para ahli menduga zat akrilamida dalam kentang goreng merupakan penyebab dari gangguan mental tersebut.

Akrilamida adalah zat kimia yang terbentuk saat makanan bertepung, seperti kentang, digoreng dan dipanggang pada suhu tinggi.

Zat tersebut dikaitkan dengan peradangan di otak, obesitas, penyakit kardiovaskular, bahkan kolesterol yang berhubungan dengan kecemasan dan depresi.

Selain ada di kentang goreng, akrilamida juga ada pada ayam goreng, ikan goreng yang dilapisi tepung roti, donat, keripik, dan roti bakar.

Makanan yang digoreng berisiko menyebabkan gejala kecemasan tujuh persen lebih tinggi pada pria daripada wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com