Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ratusan Dokter di Bangladesh Terinfeksi Virus Corona...

Kompas.com - 24/04/2020, 13:49 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari 250 orang dokter di Bangladesh dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Kasus infeksi virus corona yang dialami para dokter ini terjadi saat adanya peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Menurut yayasan dokter di Bangladesh, banyaknya dokter yang dinyatakan positif virus corona karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan infeksi dari pasien yang menyebar di antara para dokter.

Melansir Al Jazeera, Jumat (24/4/2020), dari jumlah di atas, hampir 200 dokter terinfeksi Covid-19 di Dhaka. Sejauh ini, Bangladesh telah melaporkan 3.772 kasus Covid-19 dengan 120 kematian.

Baca juga: Terinfeksi Virus Corona, Tenaga Kerja Imigran Asal Bangladesh Terima Donasi

Kurangnya APD

Seperti yang dialami banyak negara, Bangladesh juga mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) yang tergolong parah.

Sebuah studi yang dilakukan Universitas BRAC baru-baru ini, menemukan, hampir 25 persen dokter, perawat, dan 60 persen staf tenaga kesehatan di Bangladesh yang terlibat dalam merawat pasien Covid-19 belum menerima APD.

"APD adalah pelindung kami terhadap virus yang fatal. Tanpa APD yang tepat, kami dipaksa untuk berperang berbahaya tanpa perlindungan," kata seorang dokter di Dhaka.

Petugas kesehatan juga mengeluh tentang kualitas APD yang diberikan kepada mereka.

"Ini lebih seperti jas hujan daripada APD yang tepat," ujar Anis Ahmed, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit pemerintah yang ditunjuk untuk merawat pasien Covid-19.

"Juga, kami diberitahu untuk menggunakan kembali APD meskipun itu seharusnya untuk penggunaan satu kali," lanjut Anis.

Direktur Institut Epidemiologi, Pengendalian Penyakit, dan Penelitian Pemerintah Bangladesh, Meerjady Sabrina Flora, mengakui, kulaitas APD masih jauh dari standar.

Menurut dia, permasalahan tersebut bukan hanya dialami Bangladesh, tetapi juga di seluruh dunia,

Pemerintah Bangladesh tengah mencoba mendatangkan APD yang berkualitas dari berbagai tempat. Beberapa organisasi swasta juga telah menyumbangkan APD.

Baca juga: Saat Pandemi Virus Corona Mengubah Sejumlah Hal di China...

Orang sembunyikan gejala

Masalah lain yang dihadapi petugas layanan kesehatan di Bangladesh adalah pasien yang menyembunyikan gejala medis mereka dan informasi terkait riwayat perjalanan untuk menghindari stigma, isolasi atau karantina.

Banyak orang percaya bahwa jika mereka terinfeksi, rumah mereka akan dikunci dan anggota keluarga mereka akan diperlakukan secara negatif.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com