KOMPAS.com - Lebih dari 250 orang dokter di Bangladesh dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Kasus infeksi virus corona yang dialami para dokter ini terjadi saat adanya peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Menurut yayasan dokter di Bangladesh, banyaknya dokter yang dinyatakan positif virus corona karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan infeksi dari pasien yang menyebar di antara para dokter.
Melansir Al Jazeera, Jumat (24/4/2020), dari jumlah di atas, hampir 200 dokter terinfeksi Covid-19 di Dhaka. Sejauh ini, Bangladesh telah melaporkan 3.772 kasus Covid-19 dengan 120 kematian.
Baca juga: Terinfeksi Virus Corona, Tenaga Kerja Imigran Asal Bangladesh Terima Donasi
Seperti yang dialami banyak negara, Bangladesh juga mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) yang tergolong parah.
Sebuah studi yang dilakukan Universitas BRAC baru-baru ini, menemukan, hampir 25 persen dokter, perawat, dan 60 persen staf tenaga kesehatan di Bangladesh yang terlibat dalam merawat pasien Covid-19 belum menerima APD.
"APD adalah pelindung kami terhadap virus yang fatal. Tanpa APD yang tepat, kami dipaksa untuk berperang berbahaya tanpa perlindungan," kata seorang dokter di Dhaka.
Petugas kesehatan juga mengeluh tentang kualitas APD yang diberikan kepada mereka.
"Ini lebih seperti jas hujan daripada APD yang tepat," ujar Anis Ahmed, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit pemerintah yang ditunjuk untuk merawat pasien Covid-19.
"Juga, kami diberitahu untuk menggunakan kembali APD meskipun itu seharusnya untuk penggunaan satu kali," lanjut Anis.
Direktur Institut Epidemiologi, Pengendalian Penyakit, dan Penelitian Pemerintah Bangladesh, Meerjady Sabrina Flora, mengakui, kulaitas APD masih jauh dari standar.
Menurut dia, permasalahan tersebut bukan hanya dialami Bangladesh, tetapi juga di seluruh dunia,
Pemerintah Bangladesh tengah mencoba mendatangkan APD yang berkualitas dari berbagai tempat. Beberapa organisasi swasta juga telah menyumbangkan APD.
Baca juga: Saat Pandemi Virus Corona Mengubah Sejumlah Hal di China...
Masalah lain yang dihadapi petugas layanan kesehatan di Bangladesh adalah pasien yang menyembunyikan gejala medis mereka dan informasi terkait riwayat perjalanan untuk menghindari stigma, isolasi atau karantina.
Banyak orang percaya bahwa jika mereka terinfeksi, rumah mereka akan dikunci dan anggota keluarga mereka akan diperlakukan secara negatif.