Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran Epidemiolog jika Sekolah Tatap Muka Tetap Dimulai Juli 2021

Kompas.com - 07/06/2021, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Pembelajaran tatap muka sepertinya akan tetap berjalan sesuai rencana pemerintah. Epidemiolog memberikan sejumlah saran sebelum sekolah tatap muka dimulai Juli 2021 mendatang.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim telah mengumumkan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah akan digelar kembali.

Kendati demikian, ahli menilai bahwa untuk saat ini, kegiatan tersebut masih belum layak dilakukan, mengingat kondisi pandemi dan kasus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi.

Epidemilog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengungkapkan bahwa Positivity Rate nasional saat ini lebih dari 20 persen.

"Saat ini, Positivity Rate nasional masih di atas 20 persen, Very High Incidence, selama berminggu-minggu," ungkap Windhu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Kondisi ini, artinya, sangat berisiko, sehingga ada kecenderungan kasus Covid-19 meningkat.

Baca juga: 6 Fakta Jika Sekolah Tatap Muka Dibuka Januari 2021

 

Sebelum Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas atau sekolah tatap muka digelar kembali, Windhu mengungkapkan pentingnya evaluasi atau assessment epidemiologis Covid-19 lebih dulu.

"Paling tidak, 2 minggu sebelum rencana PTM terbuka," kata Windhu.

Dengan assessment epidemiologis tersebut, kata Windhu, harus dipastikan bahwa kondisi epidemiologi dari pandemi Covid-19 ini sudah tidak berisiko tinggi.

Windhu menambahkan apabila rencana PTM Terbatas akan dilakukan pada Juli 2021, maka di awal Juli 2021, kondisi epidemiologi harus sudah dalam risiko rendah.

Salah satu indikator untuk menilai kondisi epidemiologi ini adalah Positivity Rate dari data tes PCR, dan bukan berdasarkan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Diizinkan Januari 2021, Epidemiolog: Tidak Berbasis Kesehatan

 

Windhu menjelaskan Positivity Rate harus di bawah 5 persen, secara konsisten berturut-turut selama 14 hari. Sayangnya, Positivity Rate nasional masih sangat tinggi, di atas 20 persen.

Jika sekolah tatap muka tetap harus dilaksanakan, tentu dengan kondisi saat ini, kata Windhu, risiko penularan Covid-19 masih akan membayangi.

Sebab, menurut Windhu, risiko penularan Covid-19 yang tertinggi adalah saat perjalanan dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah. Terutama bagi pelajar yang menggunakan transportasi umum.

"Korban paling berisiko, sebetulnya bukan si siswa, karena mereka berusia muda, yang mana relatif lebih baik daya tahan atau imunitas tubuhnya, dibandingkan dengan mereka yang lebih dewasa dan lansia, apalagi yang punya komorbid," jelas Windhu perihal kemungkinan dampak sekolah tatap muka dibuka.

Baca juga: Studi: Pentingnya Ventilasi dan Memakai Masker saat Sekolah Tatap Muka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com