Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Nyatakan Israel Akan Terus Berperang di Gaza sampai Semua Tujuan Tercapai

Kompas.com - 22/11/2023, 06:25 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (21/11/2023) berjanji untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Dia menegaskan, gencatan senjata sementara untuk melepaskan sandera di Gaza tidak akan berarti akhir dari pertempuran.

“Ada pembicaraan yang tidak masuk akal di luar sana bahwa setelah mengembalikan korban penculikan, kami akan menghentikan perang,” kata Netanyahu, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.

Baca juga: Netanyahu Tolak Seruan Gencatan Senjata, Tetap Lanjutkan Serangan

PM Israel berkata demikian menjelang agenda pemungutan suara oleh kabinet tentang kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata sementara di Gaza. Pertemuan itu dilaporkan melibatkan seluruh kabinet Israel yang beranggotakan 38 orang.

Kepada kabinetnya, Netanyahu menyatakan, Israel akan terus berperang di Gaza sampai semua tujuannya tercapai.

“Jadi saya ingin mengklarifikasi: Kita sedang berperang, kita akan terus berperang, kita akan terus berperang sampai kita mencapai semua tujuan kita. Kita akan menghancurkan Hamas, kita akan mengembalikan semua orang yang diculik dan yang hilang, serta kita akan memastikan bahwa di Gaza, tidak akan ada pihak yang menjadi ancaman bagi Israel," terang PM Israel.

Dia menambahkan bahwa jeda apa pun akan memungkinkan militer Israel untuk “bersiap kembali” untuk berperang.

Sementara itu, diberitakan Kantor berita AFP, PM Israel mengatakan kepada kabinetnya bahwa menerima kesepakatan untuk pembebasan sandera yang diambil dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober adalah keputusan yang sulit tetapi tepat.

"(Presiden AS Joe Biden telah membantu) Memperbaiki kerangka kerja yang sedang disusun di hadapan Anda... untuk memasukkan lebih banyak sandera dengan harga yang lebih rendah," katanya kepada kabinetnya saat mereka bertemu untuk memilih kesepakatan tersebut.

Baca juga: Saat Korban Tewas di Gaza Capai 10.812 Orang, Netanyahu: Israel Berusaha Beri Masa Depan Lebih Baik

"Seluruh jajaran keamanan mendukung sepenuhnya," tambah PM Israel.

Keluarga para sandera telah menuntut agar Pemerintah Israel bersikeras untuk mengembalikan semua sandera yang ditahan.

Namun, partai Zionis Religius, yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi Netanyahu, telah menyuarakan penentangan terhadap kesepakatan tersebut. Mereka mengecamnya sebagai "buruk" bagi keamanan Israel, bagi para sandera, dan tentara.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, yang juga berpartisipasi dalam serangan tersebut, mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa kesepakatan tentatif itu akan mencakup gencatan senjata selama lima hari.

Itu terdiri dari gencatan senjata di darat dan penghentian operasi udara Israel di Jalur Gaza, kecuali di bagian utara, di mana operasi tersebut hanya akan dihentikan selama enam jam setiap hari.

Di bawah kesepakatan tersebut, yang menurut sumber-sumber tersebut masih dapat berubah, antara 50 dan 100 warga sipil Israel dan berkewarganegaraan ganda akan dibebaskan dengan imbalan sekitar 300 wanita dan anak-anak Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.

"Ini akan memungkinkan IDF untuk mempersiapkan kelanjutan pertempuran -perang sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita: menghancurkan Hamas dan membawa kembali semua sandera," kata Netanyahu, dikutip dari AFP.

Baca juga: Demonstrasi Pecah di Beberapa Wilayah Israel, Termasuk di Luar Kediaman PM Netanyahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com