Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Tolak Gencatan Senjata di Gaza, Bersumpah Terus Bertempur sampai Menang

Kompas.com - 31/10/2023, 05:51 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata di Gaza.

Dia mengatakan pada Senin (30/10/2023) bahwa gencatan senjata dalam perang Israel melawan Hamas tidak akan terjadi.

Dalam sebuah pengarahan kepada media asing, Netanyahu menyampaikan, gencatan senjata sama saja dengan menyerah kepada Hamas.

Baca juga: Tank-tank Israel Bergerak Menuju Kota Gaza, Tembaki Mobil di Jalanan

"Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas. Ini tidak akan terjadi," katanya, seraya bersumpah bahwa Israel akan "berjuang sampai pertempuran ini dimenangi".

Sebagaimana diberitakan AFP, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), juga menolak gencatan senjata.

"Kami tidak yakin bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat untuk saat ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.

Namun, dia menganggap perlu adanya jeda pertempuran untuk memasukkan bantuan ke Gaza.

Ketika pasukan Israel bertempur melawan pasukan Hamas di dalam wilayah Palestina yang sempit dan mengirimkan tank-tank ke pinggiran Kota Gaza, kekhawatiran akan meluasnya krisis kemanusiaan semakin meningkat.

Kirby mengatakan bahwa AS yakin dapat meningkatkan jumlah truk bantuan ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir menjadi sekitar 100 truk per hari.

Bantuan terbatas telah masuk ke Gaza dari Mesir di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh AS, tetapi volumenya masih jauh dari ratusan truk per hari yang menurut lembaga-lembaga bantuan dibutuhkan.

Baca juga: Iklan Grafis Pro-Israel Muncul di Game Anak-anak

Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini, menyerukan agar Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera.

"Sistem yang ada untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza akan gagal kecuali ada kemauan politik untuk membuat aliran pasokan menjadi berarti, sesuai dengan kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com