BERLIN, KOMPAS.com - Sejumlah negara meminta otoritas Israel untuk melindungi warga sipil Palestina yang berada di Gaza maupun di Tepi Barat usai perang Hamas-Israel pecah awal Oktober lalu.
Jerman misalnya, pada Senin (30/10/2023), meminta Israel untuk melindungi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dari serangan pemukim "ekstremis" Israel.
"Israel, sebagai penguasa pendudukan di Tepi Barat, bertanggung jawab untuk menjamin keamanan dan integritas penduduk Palestina di Tepi Barat," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Sebastian Fischer.
Baca juga: Tank-tank Israel Bergerak Menuju Kota Gaza, Tembaki Mobil di Jalanan
"Kami menyerukan kepada Israel untuk melindungi warga Palestina dari kegiatan pemukim ekstremis dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," tambahnya, dikutip dari AFP.
Sementara itu, Amerika Serikat pada Minggu (29/10/2023), memperingatkan Israel harus melindungi warga Gaza yang tidak bersalah dengan membedakan antara pasukan Hamas dan warga sipil.
Israel seperti diketahui telah mengintensifkan operasi udara dan daratnya terhadap Hamas di Jalur Gaza menyusul serbuan oleh kelompok militan Palestina itu lebih dari tiga pekan lalu. Menurut pihak berwenang Israel, serangan Hamas menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.
Di sisi lain, sejak 7 Oktober, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas menyebuyt, lebih dari 8.300 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan balasan Israel dan banyak di antaranya adalah anak-anak.
Pertumpahan darah ini membuat pemerintahan Joe Biden memperingatkan Israel pada Minggu bahwa mereka harus melindungi kehidupan warga sipil.
"Meski memiliki hak untuk membela diri, Israel harus melakukannya dengan cara yang konsisten dengan hukum kemanusiaan internasional yang memprioritaskan perlindungan warga sipil," kata Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah panggilan telepon, kata Gedung Putih.
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Hancurkan 203 Sekolah dan 54 Tempat Ibadah
Dia berbicara setelah penasihat keamanan nasionalnya, Jake Sullivan, mengatakan kepada CNN, bahwa Israel harus menggunakan segala cara yang mungkin tersedia untuk membedakan antara pasukan Hamas dan warga sipil.
Biden juga telah berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
"(Kedua pemimpin tersebut) Berkomitmen untuk mempercepat dan meningkatkan bantuan secara signifikan yang mengalir ke Gaza mulai hari ini," ungkap Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman tersebut muncul ketika para pemimpin dunia lainnya juga mengeluarkan seruan mendesak untuk memberikan bantuan ke Gaza.
PM Inggris Rishi Sunak dan Presiden Perancis Emmanuel Macron telah menekankan pentingnya pemberian bantuan kemanusiaan yang mendesak ke wilayah Palestina.
Sementara, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa situasinya semakin mendesak dari waktu ke waktu di Gaza.
Baca juga: Sejumlah Negara Serukan Hamas-Israel Redakan Konflik Saat Korban Tewas Capai 1.000 Orang