Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Netanyahu Nyatakan Israel Akan Terus Berperang di Gaza sampai Semua Tujuan Tercapai

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (21/11/2023) berjanji untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Dia menegaskan, gencatan senjata sementara untuk melepaskan sandera di Gaza tidak akan berarti akhir dari pertempuran.

“Ada pembicaraan yang tidak masuk akal di luar sana bahwa setelah mengembalikan korban penculikan, kami akan menghentikan perang,” kata Netanyahu, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.

PM Israel berkata demikian menjelang agenda pemungutan suara oleh kabinet tentang kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata sementara di Gaza. Pertemuan itu dilaporkan melibatkan seluruh kabinet Israel yang beranggotakan 38 orang.

Kepada kabinetnya, Netanyahu menyatakan, Israel akan terus berperang di Gaza sampai semua tujuannya tercapai.

“Jadi saya ingin mengklarifikasi: Kita sedang berperang, kita akan terus berperang, kita akan terus berperang sampai kita mencapai semua tujuan kita. Kita akan menghancurkan Hamas, kita akan mengembalikan semua orang yang diculik dan yang hilang, serta kita akan memastikan bahwa di Gaza, tidak akan ada pihak yang menjadi ancaman bagi Israel," terang PM Israel.

Dia menambahkan bahwa jeda apa pun akan memungkinkan militer Israel untuk “bersiap kembali” untuk berperang.

Sementara itu, diberitakan Kantor berita AFP, PM Israel mengatakan kepada kabinetnya bahwa menerima kesepakatan untuk pembebasan sandera yang diambil dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober adalah keputusan yang sulit tetapi tepat.

"(Presiden AS Joe Biden telah membantu) Memperbaiki kerangka kerja yang sedang disusun di hadapan Anda... untuk memasukkan lebih banyak sandera dengan harga yang lebih rendah," katanya kepada kabinetnya saat mereka bertemu untuk memilih kesepakatan tersebut.

"Seluruh jajaran keamanan mendukung sepenuhnya," tambah PM Israel.

Keluarga para sandera telah menuntut agar Pemerintah Israel bersikeras untuk mengembalikan semua sandera yang ditahan.

Namun, partai Zionis Religius, yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi Netanyahu, telah menyuarakan penentangan terhadap kesepakatan tersebut. Mereka mengecamnya sebagai "buruk" bagi keamanan Israel, bagi para sandera, dan tentara.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, yang juga berpartisipasi dalam serangan tersebut, mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa kesepakatan tentatif itu akan mencakup gencatan senjata selama lima hari.

Itu terdiri dari gencatan senjata di darat dan penghentian operasi udara Israel di Jalur Gaza, kecuali di bagian utara, di mana operasi tersebut hanya akan dihentikan selama enam jam setiap hari.

Di bawah kesepakatan tersebut, yang menurut sumber-sumber tersebut masih dapat berubah, antara 50 dan 100 warga sipil Israel dan berkewarganegaraan ganda akan dibebaskan dengan imbalan sekitar 300 wanita dan anak-anak Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.

"Ini akan memungkinkan IDF untuk mempersiapkan kelanjutan pertempuran -perang sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita: menghancurkan Hamas dan membawa kembali semua sandera," kata Netanyahu, dikutip dari AFP.

https://www.kompas.com/global/read/2023/11/22/062500470/netanyahu-nyatakan-israel-akan-terus-berperang-di-gaza-sampai-semua

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke