Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua dan Anggota Parlemen Singapura Mengundurkan Diri karena Perselingkuhan

Kompas.com - 17/07/2023, 17:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Ketua parlemen Singapura dan seorang anggota parlemen perempuan mengundurkan diri pada Senin (17/7/2023) karena terlibat kasus perselingkuhan.

Kasus ini pun membuat partai yang berkuasa di Singapura mengalami kekacauan lebih lanjut setelah penyelidikan korupsi tingkat tinggi yang jarang terjadi yang melibatkan seorang menteri kabinet.

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengatakan telah menerima pengunduran diri ketua parlemen Tan Chuan Jin dan anggota parlemen Cheng Li Hui untuk menjaga standar tinggi kepatutan dan perilaku pribadi Partai Aksi Rakyat (PAP).

Baca juga: Sudah Digaji Tinggi, Menteri Transportasi Singapura Ditangkap terkait Kasus Korupsi

PM mengatakan, mereka berada dalam hubungan tidak pantas yang terus berlanjut bahkan setelah dia sempat menyuruh keduanya untuk berhenti pada bulan Februari.

Ini merupakan perkembangan terbaru yang mengguncang PAP, yang telah memerintah Singapura tanpa gangguan selama 64 tahun dan membanggakan diri dengan pemerintahan yang bebas korupsi.

Pekan lalu, Menteri Transportasi S. Iswaran ditangkap oleh Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura dalam sebuah penyelidikan yang jarang terjadi terhadap korupsi tingkat tinggi.

Dia bebas dengan jaminan dan membantu biro ini dalam penyelidikannya.

Sebelumnya, dua menteri senior kabinet diselidiki atas dugaan ketidakberesan dalam penyewaan properti perumahan yang luas di negara yang kekurangan lahan ini, tetapi keduanya kemudian dibebaskan dari kesalahan.

Baca juga: Sudah Digaji Tinggi, Menteri Transportasi Singapura Ditangkap terkait Kasus Korupsi

"Secara keseluruhan, saya akan mengatakan bahwa ini adalah krisis politik paling parah yang melanda partai yang berkuasa sejak tahun 1986 ketika menteri pembangunan nasional diselidiki atas kasus korupsi," ucap analis politik di Singapura, Eugene Tan.

Sosok profesor hukum di Singapore Management University itu merasa kepercayaan dan keyakinan publik terhadap partai yang berkuasa di Singapura tersebut akan terpengaruh secara signifikan.

"Dan hal ini membuat partai yang berkuasa berada dalam posisi defensif," jelas Tan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Pemilihan umum di Singapura harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada November 2025, dengan generasi pemimpin yang lebih muda diharapkan untuk memimpin.

Lee sebelumnya mengatakan bahwa ia akan menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya Lawrence Wong, meskipun tidak ada kepastian waktu yang diberikan.

Lee menyampaikan kepada wartawan bahwa anggota parlemen Tan, yang sudah menikah dan memiliki dua anak, menawarkan untuk mengundurkan diri pada awal tahun ini ketika dia berbicara kepadanya tentang perselingkuhan tersebut.

Lee menerima pengunduran dirinya namun pengunduran diri tersebut baru akan berlaku setelah pengaturan penggantinya untuk daerah pemilihannya dibuat.

Perdana Menteri juga menuturkan bahwa dia telah berkata kepada anggota parlemen itu untuk mengakhiri perselingkuhan tersebut.

"Namun baru-baru ini, saya menemukan informasi yang sangat kuat menunjukkan bahwa hubungan itu terus berlanjut," kata Lee.

Baca juga: WNI Ceritakan Alasan Pindah Jadi Warga Negara Singapura

Tan, dalam sebuah surat kepada PM Singapura, mengatakan bahwa ia harus mundur dari dunia politik untuk fokus pada keluarganya.

"Saya telah mengecewakan mereka... Saya harus bertanggung jawab kepada mereka dan membantu menyembuhkan keluarga saya," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com