Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Menghilang, Jack Ma Disebut Tinggal di Jepang

Kompas.com - 30/11/2022, 10:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Pendiri Alibaba Jack Ma telah tinggal di Tokyo selama hampir enam bulan setelah menghilang dari pandangan publik menyusul tindakan keras China terhadap sektor teknologi.

Financial Times (FT) melaporkan keberadaan Jack Ma tersebut pada Rabu (30/11/2022), mengutip beberapa sumber anonim.

Miliarder itu diketahui tidak menampakan diri sejak tindakan keras China, termasuk membatalkan IPO atau pencatatan saham Ant Group Ma dan mengeluarkan Alibaba dengan denda rekor.

Baca juga: Jack Ma Muncul di Eropa Setelah Hilang di China Selama 2 Tahun

Tetapi, FT mengatakan Jack Ma telah menghabiskan sebagian besar dari enam bulan terakhir bersama keluarganya di Tokyo dan wilayah lain Jepang.

Jack Ma juga disebut sempat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dan Israel.

Surat kabar internasional asal Inggris itu menyebut, Jack Ma sering mengunjungi beberapa private members clubs di Tokyo, dan menjadi "kolektor antusias" seni modern Jepang, serta menjajaki perluasan kepentingan bisnisnya ke arah keberlanjutan.

Setelah menghilang dari pandangan publik, Jack Ma sempat terlihat juga di pulau Mallorca, Spanyol pada tahun lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat China membidik dugaan praktik anti-persaingan oleh beberapa nama besar negara itu. 

Baca juga:

Tindakan ini didorong oleh kekhawatiran bahwa perusahaan internet besar mengontrol terlalu banyak data dan berkembang terlalu cepat.

Pada Juli ini, sebuah laporan mengatakan Kack Ma berencana untuk menyerahkan kendali Ant Group untuk menenangkan regulator China dan menghidupkan kembali penawaran umum perdana unit pembayaran digital.

Sebagaimana dilansir dari Kantor berita AFP, raksasa e-commerce milik Jack Ma, Alibaba, melaporkan pertumbuhan pendapatan yang datar pada Agustus untuk pertama kalinya.

Kondisi ini terjadi saat China berjuang melawan perlambatan ekonomi dan kebangkitan kembali kasus Covid-19.

Otoritas AS telah menempatkan perusahaan tersebut dalam daftar pantauan yang dapat membuatnya dihapus dari daftar di New York jika tidak mematuhi perintah pengungkapan, yang menyebabkan sahamnya merosot.

Baca juga: Sempat Bersitegang, Pemerintah China Kini Puji Jack Ma Ternyata Ini Alasannya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com