Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kremlin: Rusia Mundur dari Kyiv sebagai Wujud Niat Baik

Kompas.com - 08/04/2022, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Sky News

MOSKWA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (7/4/2022), mengeklaim Rusia menarik diri dari wilayah Ukraina Kyiv dan Chernihiv sebagai wujud niat baik setelah dua kota tersebut dihantam selama berminggu-minggu oleh pasukan Moskwa.

"Itu adalah bentuk niat baik kami untuk mengangkat ketegangan dari kawasan itu dan menunjukkan bahwa Rusia benar-benar siap untuk menciptakan kondisi yang nyaman untuk melanjutkan negosiasi," katanya, dilansir dari Sky News.

Pentagon sebelumnya mengatakan pada Rabu (5/4/2022), bahwa pasukan Rusia sepenuhnya telah menarik diri dari ibu kota Kyiv dan Chernihiv, sebuah kota di utaranya, dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Indonesia Perlu Pastikan Negara G20 Bahas Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Tetapi, otoritas intelijen AS memperingatkan bahwa Rusia mungkin telah meninggalkan ranjau.

Intelijen AS juga masih menilai kerusakan yang ditimbulkan dari serangan Rusia pada manusia dan infrastruktur di kedua kota.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sendiri pada Kamis, mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerah untuk menaklukkan Kyiv setelah pasukannya dipukul mundur oleh militer Ukraina.

"Putin berpikir bahwa dia bisa dengan sangat cepat mengambil alih negara Ukraina, dengan sangat cepat merebut ibu kota ini. Dia salah," kata Austin pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat di Kongres.

"Saya pikir Putin telah menyerah pada upayanya untuk merebut ibu kota Ukraina dan sekarang fokus di selatan dan timur negara itu," kata Austin, dilansir dari AFP.

Baca juga: Pentagon Ungkap Alasan Rusia Tarik Dua Pertiga Pasukan dari Kyiv, Bukan karena Kalah atau Gagal

Pengeboman rumah sakit Mariupol dianggap palsu

Dalam kesempatan wawancara dengan Sky News, Peskov sempat menyinggung soal kabar pengeboman rumah sakit di Mariupol, Ukraina.

Dia mulanya menyampaikan bahwa Mariupol akan dibebaskan dari batalyon nasionalis Ukraina dan Rusia berharap itu akan terjadi lebih cepat.

Kota Mariupol diketahui telah dikepung oleh pasukan Rusia sejak awal perang, dengan ribuan orang dibiarkan berlindung di ruang bawah tanah tanpa makanan, air, atau listrik.

Peskov menyebut Mariupol adalah bagian dari "republik rakyat Luhansk", yang diakui Rusia sebagai negara terpisah.

Dia mengeklaim pasukan Rusia ada di sana justru untuk membantu orang-orang yang menderita selama delapan tahun akibat penembakan berat dari Ukraina.

Pada tanggal 9 Maret, Angkatan Udara Rusia dilaporkan telah mengebom sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai sedikitnya 16 orang, dan menyebabkan setidaknya satu bayi lahir mati.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkannya sebagai kejahatan perang tetapi Peskov mengatakan itu palsu.

"Kami memiliki alasan yang sangat serius untuk percaya itu palsu, dan kami bersikeras itu," katanya.

Baca juga: Serangan Rusia Dilaporkan Hantam Rumah Sakit di Mariupol, Anak-anak Tertimbun Reruntuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com