Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Rebut Kyiv, Ini 5 Skenario "Plan B" Rusia di Ukraina

Kompas.com - 05/04/2022, 14:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia saat ini tampaknya membatalkan tujuan awal dalam invasi ke Ukraina yaitu merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah, tetapi masih terus menyerang di timur dan selatan.

Bahkan kalaupun Rusia menerapkan Plan B atau rencana cadangan, Moskwa masih memiliki opsi lain yang berisiko memperpanjang konflik dan menyebabkan lebih banyak kematian serta kehancuran.

Dikutip dari AFP, ada lima rencana cadangan Rusia untuk fase perang berikutnya melawan Ukraina.

Baca juga: Wali Kota Motyzhyn Ukraina Ditemukan Tewas dengan Tangan Terikat bersama Suami dan Putranya

1. Kemenangan simbolis

Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri pertemuan di Moskwa, Rusia, Selasa (29/3/2022).
SPUTNIK KREMLIN/MIKHAIL KLIMNTYEV via AP PHOTO Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri pertemuan di Moskwa, Rusia, Selasa (29/3/2022).
Walau sudah mengontrol penuh media dan melakukan serangkaian tindakan kejam, Presiden Vladimir Putin ingin melaporkan semacam keberhasilan pada 9 Mei ketika Rusia memperingati kemenangannya atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

"Putin terobsesi dengan tanggal dan sejarah simbolis, sehingga dia sangat membutuhkan gambaran kemenangan sebelum 9 Mei," kata Alexander Grinberg analis di Jerusalem Institute for Security and Strategy (JISS).

Sergei Karaganov, ketua kehormatan lembaga Council for Foreign and Defence Policy yang berbasis di Moskwa dan mantan penasihat Kremlin mengatakan, Rusia "tidak boleh 'kalah' sehingga kami membutuhkan semacam kemenangan."

“Pertaruhan elite Rusia sangat tinggi--bagi mereka ini adalah perang eksistensial,” katanya kepada mingguan Inggris The New Statesman.

Baca juga: Kenapa Indonesia Mau Beli Minyak Rusia Saat Negara Lain Melarang?

2. Rebut Mariupol

Kerusakan terlihat di gedung-gedung apartemen setelah penembakan dari pertempuran di pinggiran Mariupol, Ukraina, di wilayah di bawah kendali pemerintah separatis Republik Rakyat Donetsk, pada Selasa, 29 Maret 2022.AP PHOTO/ALEXEI ALEXANDROV Kerusakan terlihat di gedung-gedung apartemen setelah penembakan dari pertempuran di pinggiran Mariupol, Ukraina, di wilayah di bawah kendali pemerintah separatis Republik Rakyat Donetsk, pada Selasa, 29 Maret 2022.
Meski pasukan Rusia tampaknya bergerak menjauh dari Kyiv dan wilayah lain di utara, mereka tidak melakukan gerakan seperti itu di sekitar Mariupol, yang telah dikepung selama berminggu-minggu dan mengabaikan kecaman internasional.

Merebut Mariupol akan menjadi langkah penting bagi Rusia mewujudkan tujuan nyatanya mengontrol wilayah yang menghubungkan semenanjung Crimea--yang direbut oleh Moskwa pada 2014--dengan Rusia.

"Saya memperkirakan pertempuran sengit sampai kemunduran terakhir perlawanan (Ukraina) dari Mariupol," kata Grinberg.

Di sisi utaranya terletak dua wilayah Donbass dan Luhansk yang dihuni separatis pro-Moskwa, sehingga merebut Mariupol akan memberi Moskwa kendali atas sebagian besar wilayah di timur Ukraina.

Dengan Mariupol, pasukan Rusia bisa "menuju utara untuk merebut sisa Donbass dan memiliki kontrol terus menerus di selatan Ukraina serta pantai Laut Azov," terang Pierre Razoux direktur akademik Mediterranean Foundation for Strategic Studies kepada AFP.

Baca juga: Arti Penting Mariupol bagi Ukraina dan Rusia

3. Rebut lebih banyak wilayah

Dua tentara berjalan di sekeliling tank-tank Rusia yang hancur di Bucha, pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). Tentara Ukraina menemukan jasad-jasad manusia yang tewas secara brutal dan kerusakan massal di pinggiran Kyiv, lalu meminta penyelidikan kejahatan perang dan sanksi baru terhadap Rusia.AP PHOTO/RODRIGO ABD Dua tentara berjalan di sekeliling tank-tank Rusia yang hancur di Bucha, pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). Tentara Ukraina menemukan jasad-jasad manusia yang tewas secara brutal dan kerusakan massal di pinggiran Kyiv, lalu meminta penyelidikan kejahatan perang dan sanksi baru terhadap Rusia.
Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri--diakui merdeka oleh Rusia pada Februari--tidak menguasai sepenuhnya kedua wilayah tersebut di Ukraina.

Moskwa bersikeras bahwa kedua daerah yang memisahkan diri itu harus memiliki otoritas administratif penuh, dan mengendalikan mereka sepenuhnya tampaknya menjadi tujuan utama perang.

"Perang masih jauh dari selesai dan masih bisa mengubah jalan Rusia jika militer Rusia dapat meluncurkan operasi yang sukses di Ukraina timur," kata analis di Institute for the Study of War (ISW).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com