Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Disebut Telah Menyerah untuk Menaklukkan Kyiv

Kompas.com - 08/04/2022, 10:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Kamis (7/4/2022), bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerah untuk menaklukkan Kyiv setelah pasukannya dipukul mundur oleh militer Ukraina.

"Putin berpikir bahwa dia bisa dengan sangat cepat mengambil alih negara Ukraina, dengan sangat cepat merebut ibu kota ini. Dia salah," kata Austin pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat di Kongres.

"Saya pikir Putin telah menyerah pada upayanya untuk merebut ibu kota Ukraina dan sekarang fokus di selatan dan timur negara itu," kata Austin, dilansir dari AFP.

Baca juga: PBB Tangguhkan Keanggotaan Rusia dari Dewan HAM, Moskwa Pilih Mundur

Namun jalan perang Rusia-Ukraian secara keseluruhan, enam minggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, dinilai masih belum pasti.

Hal itu diungkapkan ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, dalam sidang yang sama.

"Agar Ukraina 'memenangkan' pertarungan, mereka harus tetap menjadi negara yang bebas dan merdeka, dengan wilayah yang diakui tetap utuh," katanya.

"Itu akan sangat sulit. Itu akan menjadi kerja keras yang panjang," ujar Milley.

"Bagian pertama mungkin telah berhasil dilancarkan," pendapat dia tentang perang yang dimulai pada 24 Februari.

"Tapi ada pertempuran signifikan di depan di tenggara, di sekitar wilayah Donbass di mana Rusia berniat untuk mengerahkan pasukan massal dan melanjutkan serangan mereka," katanya.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia Harap Anggota G20 Jadi Solusi

"Jadi saya pikir itu pertanyaan terbuka sekarang, bagaimana (perang) ini berakhir," ungkap Milley.

Austin mengatakan kepada panel anggota parlemen bahwa AS memberikan intelijen kepada militer Ukraina untuk mendukung perjuangannya di Donbass, di mana separatis yang didukung Moskwa telah memerangi pasukan pemerintah sejak 2014 dan sekarang mendapat dukungan langsung dari pasukan Rusia.

Tetapi Milley mengatakan pertempuran di daerah itu akan sulit, dan bahwa untuk mencoba mendorong Rusia keluar, Ukraina kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak dukungan senjata, seperti tank.

"Pertarungan di tenggara medannya berbeda dengan di utara," Milley menjelaskan.

“Ini jauh lebih terbuka dan cocok untuk lapis baja, operasi ofensif mekanis, di kedua sisi. Dan itulah sistem yang mereka cari,” katanya.

"Mereka meminta dan mereka mungkin bisa menggunakan baju besi dan artileri tambahan," ungkap Milley.

Baca juga: Mengapa Banyak Pemimpin Afrika Mendukung Putin dan Invasi Rusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com