Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intel AS: Dalam 90 Hari, Ibu Kota Afghanistan Bisa Direbut Taliban

Kompas.com - 12/08/2021, 12:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com – Taliban dapat merebut ibu kota Afghanistan, Kabul, dalam waktu 90 hari, lebih cepat dari perkiraan semula.

Laporan tersebut diwartakan oleh Reuters dan The Washington Post mengutip asesmen dari dinas intelijen Amerika Serikat (AS).

Hanya dalam tempo kurang dari sepekan, Taliban berhasil menduduki sembilan ibu kota provinsi di Afghanistan sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (11/8/2021).

Baca juga: Ribuan Warga Afghanistan Telantar di Kamp Semak Belukar Pinggiran Kabul Saat Agresi Taliban Makin Ganas

Sejak pasukan asing yang dipimpin AS mulai meninggalkan Afghanistan, kelompok pemberontak tersebut langsung melancarkan serangan kilat dan menduduki sejumlah wilayah.

Seorang pejabat intelijen AS yang mengetahui asesmen tersebut menuturkan, Taliban dapat mengepung Kabul dalam 30 hari ke depan.

Sementara itu, seorang pejabat AS yang mau berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada The Washington Post bahwa semuanya bergerak ke arah yang salah.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden berujar dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan AS dari negara itu.

Baca juga: Ratusan Tentara Afghanistan Menyerah kepada Taliban

Biden menegaskan bahwa pasukan Afghanistan harus berjuang untuk bangsa mereka sendiri.

“Lihat, kami menghabiskan lebih dari satu triliun dollar AS selama 20 tahun,” kata Biden dalam konferensi pers pada Selasa (10/8/2021).

Biden menambahkan, AS telah melatih dan melengkapi lebih dari 300.000 pasukan Afghanistan dengan peralatan modern.

“Dan para pemimpin Afghanistan harus bersatu. Kami kehilangan ribuan personel AS,” ujar Biden.

Prediksi terbaru bahwa Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam tempo yang begitu cepat lebih buruk dari yang ditakutkan sebelumnya.

Baca juga: Bantu Redam Konflik Afghanistan, Erdogan Siap Bertemu Pemimpin Taliban

Pasalnya, hasil asesmen intelijen AS sebelumnya pada Juni memperingatkan bahwa Kabul dapat diduduki Taliban dalam tempo enam bulan.

Awal tahun ini, Biden berjanji untuk menarik semua pasukan AS dari negara itu pada akhir Agustus.

Penarikan tersebut dimaksudkan Biden untuk mengakhiri apa dia sebut sebagai perang terpanjang "Negeri Paman Sam".

Meski menarik pasukannya, Washington berjanji untuk terus mendukung pasukan Afghanistan dengan serangan udara dan dukungan logistik.

Tetapi masih belum jelas seberapa besar militer AS melibatkan diri dalam upaya terbaru untuk melawan kemajuan Taliban.

Baca juga: Janda Diambil dan Anak Dipenggal, Begini Kesaksian Warga Afghanistan soal Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com