Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika AS Makin Menjauh dari Afghanistan di Saat Taliban Mengancam

Kompas.com - 11/08/2021, 15:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) semakin menjaga jarak dari Afghanistan, di tengah ancaman yang terus dikobarkan Taliban.

Hanya dalam waktu lima hari, kelompok pemberontak sudah menguasai sembilan ibu kota provinsi dan ratusan distrik.

Masifnya serangan pemberontak terjadi setelah AS dan sekutunya mengumumkan penarikan pasukan, mengakhiri konflik yang terjadi selama 20 tahun terakhir.

Baca juga: Biden Tidak Menyesal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan meski Taliban Merajalela

Puncaknya adalah "Negeri Uncle Sam" meninggalkan Pangkalan Bagram, markas terpenting selama operasi mereka dua dekade terakhir.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan, mundurnya pasukan Barat menjadi penyebab Taliban merajalela.

Akhir pekan lalu, Washington sempat mengirim pesawat pengebom B-52 Stratofortress dan membombardir posisi pemberontak di Sheberghan.

Hanya saja, juru bicara Pentagon John Kirby tidak menjawab apakah AS akan tetap memberi bantuan udara setelah 31 Agustus.

Tanggal itu dipilih Presiden Joe Biden sebagai tenggat waktu agar seluruh balatentara AS dipulangkan dari Afghanistan.

Dilansir CGTN Selasa (10/8/2021), Kirby menerangkan "Negeri Uncle Sam" begitu khawatir dengan situasi di Afghanistan.

Baca juga: Serangan Taliban Makin Luas, Rusia Selesaikan Latihan Militer Bersama Tajikistan dan Uzbekistan

Tetapi dalam konferensi pers di Gedung Putih, Kirby mengembalikan kepada kesungguhan pasukan pemerintah Afghanistan untuk mempertahankan negaranya.

"Ini militer mereka, ibu kota provinsi mereka, rakyat mereka. Tinggal bagaimana pimpinan mereka mengatasi situasi ini," kata Kirby.

"Tidak banyak." Begitulah jawaban Kirby saat ditanya apa yang bisa AS lakukan dengan posisi militer Afghanistan yang semakin terjepit.

Selain Kirby, Presiden Biden juga menekankan dia tidak menyesal dengan keputusannya memulangkan ribuan pasukannya.

Baca juga: Makin Berkuasa, Taliban Rebut 8 Ibu Kota Provinsi Afghanistan dalam 5 Hari

Di hadapan awak media, presiden ke-46 AS tersebut menerangkan mereka sudah menghabiskan triliunan dollar selama 20 tahun terakhir.

"Kami sudah melatih dan memberikan perlengkapan modern kepada 300.000 serdadu Afghanistan," ujar dia dikutip CNBC.

Joe Biden menyerukan supaya para pemimpin Afghanistan harus bersatu dan berjuang keras jika ingin merebut kembali daerah mereka.

Diwartakan AFP, Biden berjanji Washington masih meneruskan dukungan kepada Afghanistan melalui pembayaran militer, bantuan makanan dan persenjataan.

Baca juga: PBB Desak Taliban Hentikan Serangan di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com