Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Tak Jawab Panggilan Korea Selatan di Nomor Siaga

Kompas.com - 11/08/2021, 14:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara disebut tidak menjawab panggilan yang dilakukan Korea Selatan di jalur telepon siaga.

Kabar itu muncul beberapa jam setelah Kim Yo Jong, petinggi sekaligus adik Kim Jong Un, mengecam latihan militer gabungan Seoul dan AS.

Latihan perang itu kembali menaikkan tensi dua Korea, yang beberapa pekan sebelumnya sepakat memulihkan jalur komunikasi.

Baca juga: Korea Utara Diterjang Banjir, Ini Perintah Kim Jong Un

Kim Yo Jong, yang termasuk pejabat tinggi Korea Utara, menyatakan mereka akan mempersiapkan seragan pencegahan.

Secara teknis, dua Korea masih terlibat perang karena konflik pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Biasanya, mereka akan saling mengecek situasi masing-masing melalui jalur siaga (hotline), dilansir BBC Rabu (11/8/2021).

Namun pada Juni 2020, Pyongyang tiba-tiba memutus sambungannya buntut kegagalan pertemuan Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump, Februari 2019.

Tak lama kemudian, Korea Utara meledakkan gedung di kompleks industri Kaesong, yang awalnya dibangun untuk meningkatkan komunikasi.

Juli lalu, hotline tersebut dipulihkan setelah Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sepakat memperbaiki keadaan.

Hanya saja pada Selasa (10/8/2021) bersama AS, Seoul menggelar latihan perang termasuk latihan simulasi komputer pada pekan depan.

Intensitas latihan setidaknya dalam dua tahun terakhir, memberi kesempatan negosiasi supaya Korea Utara melakukan denuklirisasi.

Tapi Pyongyang selalu bersikeras supaya Washington menarik pasukannya dari "Negeri Ginseng", dan angkat kaki dari Semenanjung Korea.

Dalam pernyataan yang diterbitkan media pemerintah, Kim Yo Jong mengatakan latihan terbaru merupakan sikap paling jelas dari kebijakan bermusuhan AS.

Selain itu, Kim adik menekankan latihan tersebut adalah "bentuk penghancuran diri yang bakal dibayar mahal".

Baca juga: Banjir Hantam Korea Utara, Ribuan Penduduk Dievakuasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com