Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janda Diambil dan Anak Dipenggal, Begini Kesaksian Warga Afghanistan soal Taliban

Kompas.com - 11/08/2021, 15:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KUNDUZ, KOMPAS.com - Sejumlah warga Afghanistan mengungkapkan seperti apa kebrutalan yang dilakukan Taliban saat menguasai kota mereka.

Kelompok pemberontak itu menguasai satu demi satu distrik dan kota, memanfaatkan momentum penarik pasukan AS dan sekutunya.

Terbaru, mereka menguasai Faizabad, ibu kota Provinsi Badakhshan, ibu kota provinsi kesembilan yang mereka kuasai.

Baca juga: Ketika AS Makin Menjauh dari Afghanistan di Saat Taliban Mengancam

"Sejak kemarin malam, pasukan pemerintah berada dalam tekanan. Kini Taliban menguasai kota sepenuhnya," kata politisi Zabihullah Attiq.

Di setiap daerah yang dikuasai, muncul kabar bagaimana milisi itu menyiksa dan membunuh pegawai pemerintah, hingga mengambil paksa perempuan untuk dinikahkan.

Seperti yang diutarakan Frida, seorang warga Kunduz yang mengungsi bersama enam anaknya saat pemberontak menguasai kota Minggu (8/8/2021).

"Kami melihat mayat tergeletak di dekat penjara. Ada anjing yang berada di dekatnya," kata perempuan 36 tahun itu dilansir AFP Rabu (11/8/2021).

Warga Kunduz lainnya, Abdulmanan, mengungkapkan bagaimana anaknya diperlakukan seperti binatang dan dipenggal.

"Mereka merebutnya dari saya, dan memperlakukannya seperti domba. Mereka melukai lehernya dan meninggalkannya begitu saja," ratap Abdulmanan.

Baca juga: Warga Afghanistan Ungkap Taliban Ambil Paksa Gadis Muda dan Janda

Amruddin Wali, anggota dewan pemerintahan Kunduz menerangkan, pasukan pemerintah yang tersisa kini menyerah kepada milisi.

Wali mengatakan, ratusan tentara, polisi, dan kelompok paramiliter memutuskan menyerah bersama dengan perlengkapan tempur mereka.

Adapun Rahma, seorang perempuan yang berasal dari Sheberghan, menceritakan bagaimana para milisi melakukan penjarahan dan penyiksaan.

"Jika ada gadis muda atau janda di sebuah keluarga, mereka bakal mengambilnya secara paksa. Jadi kami kabur demi mempertahankan martabat kami," kata Rahma.

Baca juga: Biden Tidak Menyesal Tarik Pasukan AS dari Afghanistan meski Taliban Merajalela

AFP tidak bisa melakukan verifikasi atas klaim tersebut, dengan pemberontak selalu membantah melakukan kekerasan di daerah yang mereka kuasai.

Lebih lanjut, AS sudah menyiratkan mereka tidak bisa berbuat banyak dengan situasi yang dialami pemerintah Afghanistan.

Juru bicara Pentagon John Kirby menerangkan bagaimana Washington menyoroti situasi di Afghanistan, namun mengembalikannya kepada Kabul.

"Ini militer mereka, ibu kota provinsi mereka, rakyat mereka. Tinggal bagaimana pimpinan mereka mengatasi situasi ini," kata Kirby dikutip CGTN.

Baca juga: Makin Berkuasa, Taliban Rebut 8 Ibu Kota Provinsi Afghanistan dalam 5 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com