Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunisia dan Qatar Dorong Diskusi Islam-Barat untuk Cegah Gerakan Anti-Muslim

Kompas.com - 16/11/2020, 09:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

DOHA, KOMPAS.com - Presiden Tunisia Kais Saied dan Qatar pada Minggu (15/11/2020) di Doha mengatakan akan berusaha untuk mendorong adanya dialog antara Muslim dan Barat untuk mencegah reaksi anti-Muslim menyusul serangan ekstremis.

Saied mengatakan kepada kantor berita Qatar bahwa Doha dan Tunis mengusulkan untuk mengadakan "konferensi Islam-Barat...yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang lebih besar dan untuk mengatasi hambatan yang muncul setelah beberapa operasi teroris".

Inisiatif tersebut tampaknya menjadi bagian dalam menanggapi pernyataan baru-baru ini oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron bahwa Islam sedang "dalam krisis" menyusul serangkaian serangan ekstremis di Perancis.

Baca juga: Teror di Perancis, Macron Perkuat Kendali di Perbatasan

Pada Oktober, pemimpin Perancis itu juga mengumumkan rencana untuk mempertahankan nilai-nilai sekuler negaranya melawan "radikalisme Islam", yang memicu kecaman dari seluruh dunia Muslim.

Saied mengatakan bahwa "tujuan konferensi Islam-Barat itu juga untuk menghindari kebingungan Muslim dengan ekstremis yang mengaku sebagai Muslim," lapor kantor berita yang dikelola pemerintah.

Baca juga: 3 Terdakwa Aksi Teror 2015 Positif Corona, Sidang Charlie Hebdo Ditunda

Ada "kebutuhan untuk membedakan antara Islam dengan tujuan sebenarnya dan terorisme, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam", tambahnya seperti yang dilansir dari AFP pada Minggu (15/11/2020).

Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan Saied dari konferensi yang diusulkan.

Baca juga: Disebut Teroris, Erdogan Gugat Politisi Sayap Kanan Belanda Geert Wilders

Menurut Kementerian Luar Negeri Qatar bahwa Saied dan sebagian besar delegasi Tunisia berada di Qatar untuk kunjungan kenegaraan selama 3 hari, di mana kedua pihak juga membahas topik panas Libya yang dilanda konflik.

Kementerian tidak memberikan rincian lebih lanjut dari pertemuan yang membahas tentang Libya.

Baca juga: Dapat Stigma akibat Teror di Perancis, Umat Islam Merasa Tertekan

Kunjungan itu dilakukan selama sepekan pembicaraan yang dipimpin PBB tentang Libya yang diadakan di negara tetangga Tunisia yang akan ditutup pada Minggu.

Pembicaraan politik mempertemukan 75 delegasi yang dipilih oleh PBB untuk mewakili berbagai daerah pemilihan dalam upaya terbaru untuk mengakhiri konflik selama satu dekade di negara Afrika Utara itu.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Bersumpah untuk Lawan Ekstremis Tanpa Ampun

Para pengamat telah mengkritik cara para delegasi dipilih dan meragukan pengaruh mereka di Libya, di mana dua pemerintahan sudah bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.

Qatar telah memainkan peran aktif di Libya, dengan menandatangani perjanjian keamanan dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui PBB pada Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com