Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Teroris, Erdogan Gugat Politisi Sayap Kanan Belanda Geert Wilders

Kompas.com - 28/10/2020, 16:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan mengajukan tuntutan pidana terhadap Geert Wilders, pemimpin Partai untuk Kebebasan (PVV) , partai sayap kanan jauh di Belanda, atas tuduhan "menghina presiden".

Tuduhan tersebut terkait dengan komentar Wilders di media sosial, sebagaimana dilaporkan Anadolu, kantor berita resmi Turki.

Wilders adalah salah satu politisi sayap kanan paling terkemuka di Eropa dan telah memainkan posisi kunci dalam debat imigrasi di Belanda selama dekade terakhir, meskipun dia belum pernah menjabat di pemerintahan.

Baca juga: Charlie Hebdo Dianggap Hina Erdogan, Turki Murka

Pada Sabtu lalu, Wilders mengunggah gambar kartun Erdogan dan memberi judul "teroris".

Dua hari kemudian, dia mengunggah gambar kapal tenggelam dengan bendera Turki di atasnya. "Bye bye @RTErdogan. Keluarkan Turki dari NATO," kicaunya di bawah gambar itu.

Pengacara Erdogan, yang mengajukan gugatan kepada otoritas kejaksaan Turki di Ankara pada hari Selasa, mengatakan pengadilan Turki memiliki yurisdiksi atas masalah tersebut.

Alasannya, penghinaan tersebut ditujukan kepada presiden Turki, sebagaimana dilaporkan Anadolu, mengutip dokumen yang diajukan tim pengacaranya.

Pengaduan yang diajukan oleh pengacara Erdogan mengatakan bahwa unggahan media sosial politisi Belanda itu tidak dapat dilihat dalam konteks kebebasan berpikir dan berekspresi.

Dikatakan bahwa pernyataan itu "menyinggung" martabat dan kehormatan presiden.

Twit Wilders muncul di tengah perdebatan terbaru tentang Islam dan apa yang digambarkan oleh Ankara sebagai meningkatnya Islamofobia dan "fasisme" di Eropa.

Baca juga: Dikritik Erdogan, Presiden Perancis Dapat Dukungan Pemimpin Eropa

Pada 25 Oktober lalu, Erdogan mengeluarkan pernyataan yang isinya mendesak Wilders agar "tahu diri".

"Kami tidak memiliki fasisme dalam buku kami. Anda memiliki fasisme dalam buku Anda," katanya.

Pejabat pemerintah Turki lainnya juga secara luas mengkritik Wilders karena twit tersebut, dengan menggunakan tagar #TerroristGeertWilders.

Hubungan Turki dan Belanda memburuk pada 2017 ketika para pejabat Belanda tidak mengizinkan para menteri Turki berkumpul untuk referendum konstitusi di Turki.

Pada 2018, kedua negara mulai menormalisasi hubungan dengan pengangkatan duta besar.

Baca juga: Erdogan Minta Warga Turki agar Boikot Produk Perancis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com