VATICAN CITY, KOMPAS.com – Paus Fransiskus mengkritik orang-orang yang mengeluh mengenai pembatasan sosial yang diterapkan di saat pandemi virus corona.
Hal itu terungkap melalui sebuah wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar yang berbasis di Serbia, Politika, pada Minggu (1/11/2020).
Dilansir dari BNN Bloomberg, pemimpin Gereja Katolik Sedunia tersebut mengkritik keras orang-orang yang mengeluh mengenai pembatasan sosial.
“Mereka yang hanya memikirkan diri mereka sendiri, yang memprotes atau mengeluh tentang tindakan pembatasan tertentu, tidak dapat menerima bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menghadapi pandemi,” kata Paus Fransiskus.
Baca juga: Paus Fransiskus Sebut Covid-19 sebagai Perempuan yang Harus Dipatuhi
Dia menambahkan krisis yang ditimbulkan pandemi memang dapat menimbulkan ketidakadilan.
Tapi, dari ketidakadilan tersebut, akan tetap ada orang-orang baik yang juga bermunculan dan membantu sesamanya.
Dia lantas memuji orang-orang yang baik tersebut karena berhasil mencari solusi konkret di tengah pandemi dan menyebutnya sebagai pahlawan kota.
“Kita tidak keluar dari krisis yang sama, kita bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk, tetapi tidak pernah sama,” kata Paus.
Baca juga: Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Lantik Kardinal AS dari Kulit Hitam
Di sisi lain, Paus juga mengkritik negara-negara di dunia yang berusaha menyelamatkan perekonomiannya namun lupa “menyelamatkan” rakyatnya dari pandemi.
Selain mengkritik, Paus Fransiskus juga menyerukan kesabaran dan solidaritas untuk melawan pandmi virus corona.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa wabah Covid-19 merupakan "perempuan tangguh yang harus dipatuhi".
Hal itu dia ungkapkan ketika hadir dalam audiensi umum beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jusuf Kalla Bertemu Paus Fransiskus, Ini yang Dibahas Selama 70 Menit
Pada pembukaan audiensi, Sri Paus menyampaikan permohonan maaf bahwa dia tidak bisa turun dari panggung marmer dan menyapa umat Katolik.
"Jika saya sampai turun, maka segera saja orang akan bergerombol. Jelas ini akan bertentangan dengan protokol yang ada," lanjut Paus Fransiskus.
Paus asal Argentina itu berujar, saat ini mereka harus menghadapi "seorang perempuan" bernama Covid-19.