Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritikus Rusia, Navalny telah Sadarkan Diri dan Bangun dari Tempat Tidur

Kompas.com - 15/09/2020, 08:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang menurut Barat diracun dengan agen saraf Novichok dari Rusia, telah sadarkan diri dan dapat berjalan-jalan, meninggalkan tempat tidurnya.

Otoritas rumah sakit Berlin yang merawat Navalny mengabarkan pada Senin (14/9/2020), mengatakan kondisi mulai membaik bersamaan dengan keluarnya hasil penelitian 2 laboratorium Eropa yang menguatkan temuan bahwa agen kelas militer era Soviet digunakan pada kritikus Kremlin.

Hal itu mendorong Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk menuntut Vladimir Putin menjelaskan "percobaan pembunuhan" terjadap Navalny, menurut kabar yang dilansir dari AFP pada Senin (14/9/2020).

Menanggapi keraguan yang diajukan oleh Rusia tentang penyelidikan Jerman terhadap Navalny yang keracunan, juru bicara Kanselir Angela Merkel Steffen Seibert mengatakan Berlin telah meminta Perancis dan Swedia "untuk melakukan peninjauan independen atas bukti Jerman berdasarkan sampel baru dari Navalny".

"Hasil tinjauan ini di laboratorium khusus di Perancis dan Swedia sekarang tersedia dan mengkonfirmasi bukti Jerman" tentang penggunaan zat tingkat senjata terlarang, kata Seibert dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: 2 Lab Eropa Konfirmasi Navalny Keracunan Novichok, Rusia Didesak Beri Penjelasan

Hasil tersebut mendorong Macron untuk memberi tahu presiden Rusia dalam pembicaraan telepon bahwa "sangat penting semua informasi segera dilaporkan, tanpa penundaan, mengenai keadaan percobaan pembunuhan ini dan siapa yang bertanggung jawab," kata pihak kepresidenan Perancis dalam sebuah pernyataan.

Putin menanggapi bahwa klaim itu tetap "tuduhan tidak berdasar, yang tidak didasarkan pada apa pun, untuk melawan pihak Rusia".

Dalam wawancara dengan jaringan televisi RTVI pada Senin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menuduh Barat "melampaui semua batas kesopanan dan kewajaran".

"Mitra Barat kami memandang kami dengan arogan, tetapi kami juga memiliki hak untuk meragukan klaim profesionalisme mereka," kata Lavrov.

Meski pun, Jerman masih menunggu hasil evaluasi terpisah oleh pengawas senjata kimia global OPCW, Seibert mengatakan pihaknya memperbarui seruan agar Rusia membuat "deklarasi tentang peristiwa tersebut".

Baca juga: Navalny Sadar dari Koma, Rusia Izin Lakukan Penyelidikan Langsung ke Berlin

"Kami berhubungan erat dengan mitra Eropa kami untuk membahas tentang langkah lebih lanjut," tambahnya.

Asa Scott, kepala divisi pertahanan dan keamanan CBRN di Badan Riset Pertahanan Swedia, mengonfirmasi kepada AFP bahwa labnya di Umea di utara negara itu telah menemukan Novichok dalam sampel dan menduga itu berasal dari Rusia.

"Saya merasa tidak mungkin bahwa negara lain yang menjadi pihak Konvensi Senjata Kimia akan memilikinya," kata Scott.

Ketika tekanan di Moskwa meningkat, rumah sakit Jerman yang merawat Navalny mengatakan kondisinya terus membaik.

"Pasien berhasil dikeluarkan dari ventilasi mekanis," kata rumah sakit Charite Berlin.
"Dia saat ini sedang menjalani mobilisasi dan dapat meninggalkan tempat tidurnya untuk waktu yang singkat."

Baca juga: Menlu AS Klaim Tahu Siapa yang Racuni Navalny

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com