Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Mohamad Dirikan Partai Independen, Ini Visi Misinya

Kompas.com - 07/08/2020, 20:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Jumat (7/8/2020) mengumumkan, ia sedang mendirikan partai politik baru.

Parpol baru ini independen, yang ditujukan untuk menggoyang singgasana Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Berbicara pada konferensi pers di Yayasan AlBukhary, politisi berjuluk Dr M itu mengatakan, nama partai barunya belum diputuskan.

Baca juga: Goyang Singgasana Muhyiddin, Mahathir Dirikan Parpol Independen

Partai baru itu akan didaftarkan, tapi tak akan menjadi bagian koalisi Perikatan Nasional (PN) yang sedang berkuasa sekarang, atau Pakatan Harapan (PH) sebagai koalisi opisisi.

Pembentukan partai baru ini diumumkan Mahathir Mohamad setelah pada Jumat pagi Pengadilan Tinggi Malaysia menolak gugatan yang diajukannya terhadap Parti Pribumi Bersatu Malaysia atau Partai Bersatu, karena mencabut keanggotaannya.

Bersatu adalah partai yang didirikan Dr M pada 2016.

Pada konferensi pers Mahathir berkata, partainya berbasis Melayu dan akan fokus pada pemberantasan korupsi, serta menjanjikan Malaysia "sekali lagi akan jadi macan Asia".

Baca juga: Peran Mahathir Mohamad atas Terbukanya Kasus 1MDB yang Menjerat Najib Razak

"Partai ini akan didasarkan para perjuangan untuk orang-orang Melayu dan pribumi. Ini karena partai yang berbasis Melayu dan pribumi sekarang telah menggadaikan martabat ras dan agama mereka, dan mengalihkan fokus ke kelompok yang haus kekuasaan," terang pria berusia 95 tahun itu dikutip dari Channel News Asia.

Dia menambahkan, partainya akan independen pada awalnya, karena dia punya beberapa "masalah" dengan salah satu pihak dalam koalisi PH.

"Kami ingin bekerja dengan Pakatan Harapan, tetapi kami memiliki beberapa masalah dengan salah satu pihak," ujar Dr M tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pada Mei lima anggota Bersatu dipecat termasuk Mahathir, karena bertentangan dengan konstitusi partai, kata PM Malaysia Muhyiddin Yassin.

Baca juga: Mahathir Mohamad Dipecat Partai Bersatu, bersama Putranya dan Syed Saddiq

Keempat anggota selain Mahathir yang dipecat adalah Mukhriz Mahathir, Syed Saddiq Abdul Rahman, Dr Maszlee Malik, dan Amiruddin Hamzah.

Kelima anggota parlemen itu diberhentikan, karena duduk dengan blok oposisi selama sidang parlemen pada 18 Mei, bikan dengan koalisi PN yang dipimpin Muhyiddin.

Kemudian pada Juni, dua pemimpin Bersatu lainnya yang bersekutu dengan Mahathir, yakni Marzuki Yahya dan Akramsyah Muammar Ubaidah Sanusi, dilengserkan dari jabatan masing-masing.

Baca juga: Anwar Ibrahim Merasa Ditipu Mahathir Mohamad soal Suksesi PM Malaysia

Lalu pada Jumat (7/8/2020) Mahathir mengklaim "sebagian besar anggota pembentuk Bersatu" kini bersamanya.

Dia juga mengonfirmasi akan menjadi ketua partau, sedangkan putranya yaitu Mukhriz Mahathir, akan menjadi presiden partai.

Parpol baru ini juga akan menyertakan empat anggota parlemen lainnya, yang saat ini independen setelah didepak dari Bersatu.

Baca juga: Sebelum Pikirkan Mahathir, Najib Razak Ingin Bersihkan Namanya Dahulu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com