Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas dari Ledakan Dahsyat di Beirut, Lebanon Kini Mencapai 149 Orang

Kompas.com - 07/08/2020, 19:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Tiga hari pasca-ledakan di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020), tim penyelamat masih mencari para korban selamat maupun tewas yang terjebak di puing-puing reruntuhan bangunan.

Melansir Associated Press pada Jumat (7/8/2020), hingga saat ini korban tewas yang berhasil ditemukan oleh tim penyelamat hampir 150 orang, dan angka tersebut dapat terus bertambah.

Setidaknya dalam 24 jam terakhir ini, tim penyelamat menemukan 4 mayat, sehingga total korban tewas meningkat menjadi 149 orang.

Tim SAR telah dikirim dari beberapa negara untuk membantu menemukan korban selamat di area sekitar pelabuhan yang menjadi pusat ledakan dahsyat itu, yang membuat beberapa blok kota porak-poranda menjadi puing-puing, termasuk gudang biji-bijian yang besar.

Sebuah tim yang terdiri dari 55 orang Perancis mulai bekerja pada Kamis (6/8/2020), dan menurut Kolonel Tissier Vincent, kepala misi bahwa timnya berhasil menemukan 4 mayat, yang menjadikan total korban tewas menjadi 149 orang.

Baca juga: Ledakan Dahsyat di Beirut Diragukan Dapat Menjadi Katalisator Perubahan Politik Lebanon

Petugas pemadam kebakaran Lebanon juga bekerja di area pelabuhan yang hancur, dengan menggunakan buldoser dan ekskavator yang berputar memindahkan puing-puing.

Puluhan orang masih hilang, dan di pintu masuk pelabuhan sebuah keluarga menunggu kabar dari seorang kerabat. Salah satu orang hilang yang saat ini sedang dicari adalah Joe Akiki, seorang pekerja pelabuhan berusia 23 tahun, yang telah hilang sejak ledakan.

Tim SAR dari Perancis dan Rusia terjun dalam pencarian dengan anjing pelacak pada Jumat (7/8/2020), sehari setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengunjungi lokasi kejadian tragedi tersebut.

Dalam kunjungannya di negara bekas kolonialnya, Macron menjanjikan bantuan dan bersumpah untuk mendesak reformasi dari para pemimpin rezim politik Lebanon.

Dugaan awal ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon disebabkan oleh terbakarnya 2.750 ton amonium nitrat, yang merupakan bahan kimia yang digunakan untuk bahan peledak dan pupuk.

Baca juga: Namanya Dicatut dalam Ledakan Lebanon, Begini Bantahan Mozambik

Amonium nitrat tersebut dilaporkan telah disimpan di pelabuhan Beirut sejak disita dari kapal kargo yang pada 2013.

Pemerintah telah melancarkan penyelidikan karena mendapat kecaman keras dari masyarakat Lebanon, yang menyebut bencana itu terjadi karena kelalaian dan korupsi rezim pemerintah.

Puluhan orang dinyatakan masih hilang hingga saat ini. Sementara, di pintu masuk pelabuhan keluarga menunggu kabar tentang kerabat mereka.

Di antara orang hilang yang berada di reruntuhan dekat silo biji-bijian adalah Joe Akiki, seorang pekerja pelabuhan berusia 23 tahun yang telah hilang sejak ledakan.

Akibat ledakan dahsyat itu banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat Lebanon. Sekitar 300.000 orang atau lebih 12 persen penduduk Beirut kehilangan rumah.

Baca juga: Foto Sebelum dan Sesudah Ledakan Lebanon: Kapal Pesiar Terbalik, Dermaga Hancur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com