Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa dengan Orang Jerman, Kaus Kaki dan Sandal Gunung Andalan Mereka?

Kompas.com - 07/08/2020, 17:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Ada satu gambaran klise tentang orang Jerman, mereka gemar sekali memakai sandal gunung, tetapi dipadu kaus kaki tenis. Kenapa?

Kombinasi sandal gunung dan kaus kaki tenis mungkin membuat sebagian orang bingung. Kalau memang cukup panas untuk bisa pakai sandal, kenapa harus pakai kaus kaki?

Lantas, bagaimana kalau hujan? Banyak orang melihat gaya beralas kali seperti ini sungguh membingungkan, bahkan tidak sedap dipandang.

Kombinasi ini jadi semakin terkenal di dunia gara-gara turis Jerman. Mereka enak saja berjalan-jalan dengan kombinasi kaus kaki tenis dan sandal gunung dari kulit.

Kombinasi tersebut lebih banyak dipakai para orang tua yang tidak peduli dengan mode dan tren. Namun yang menarik, kombinasi ini lantas jadi stereotip nasional Jerman.

Baca juga: Diplomat Wanita Jerman Tewas dalam Ledakan di Lebanon

Dari mana asalnya?

Berdasarkan pencarian di internet, tidak banyak yang mengungkapkan tentang asal-usul

Hasil pencarian di internet tidak banyak mengungkapkan tentang asal usul klise ini. Ada laman Wikipedia tentang "Socks and Sandals" dalam bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya, tapi laman ini tidak ada dalam bahasa Jerman.

Disebutkan bahwa bukti pertama terkait pemakaian kaus kaki dan sandal ditemukan selama penggalian ditemukan di situs arkeologi kuno di North Yorkshire, Inggris.

Analisis sisa-sisa sandal menunjukkan bahwa orang-orang Romawi telah menyatukan pemakaian keduanya bahkan sejak 2000 tahun lalu.

Kaus kaki antik dari zaman Romawi-Mesir bentuknya terbelah di ujung jari kaki dan dirancang untuk dipakai dengan sandal.

Kaus kaki semacam ini digali dari situs pemakaman di Mesir pada akhir abad ke-19. Benda-benda ini kemungkinan berasal dari abad ke-4 dan ke-5 dan telah menjadi koleksi Museum V&A di London sejak 1900.

Menurut profesor sekaligus sejarawan mode, Birgit Haase di Universitas Hamburg, orang Jepang rupanya juga mengembangkan gaya mereka sendiri dari kombinasi tersebut.

Kaus kaki Tabi tradisional abad ke-15 juga secara khusus dikembangkan untuk dipakai dengan pemisah jempol kaki.

Kaus kaki ini dikenakan oleh perempuan dan laki-laki dalam konteks yang berbeda dan masih menjadi bagian dari pakaian formal, seperti pada upacara minum teh, hingga kini.

Baca juga: Ribuan Warga Jerman Berdemo Tolak Pakai Masker, Politikus Sebut Covidiot

Utamakan rasa nyaman

Gambaran klise asal Jerman tentang sandal-kaus kaki menyebar ke seluruh dunia berkat turis-turis asal negara ini, kata Lena Samann, kepala departemen mode Vogue Germany Online.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com