Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Malaysia Muhyiddin Yassin Rencanakan Pemilu Dini untuk Lumpuhkan Mahathir

Kompas.com - 07/07/2020, 17:29 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dikabarkan merencanakan pemilu dini untuk mengakhiri ketidakstabilan politik yang sedang melanda Negeri “Jiran”.

Sumber yang merupakan orang kepercayaan Muhyiddin memberitahu Nikkei Asian Review dalam wawancara yang dirilis Senin (06/07/2020), PM ke-8 Malaysia itu membidik Maret 2021 untuk membubarkan parlemen atau Dewan Rakyat.

Pembubaran parlemen oleh Yang di-Pertuan Agong otomatis memicu pemilu dini, dua tahun lebih cepat dari jadwal yaitu pada Mei 2023.

Baca juga: Setelah Dipecat, Mahathir Gugat Muhyiddin di Pengadilan Tinggi

Rawannya Mayoritas Tipis Muhyiddin

Isu pemilu dini memang sudah bergaung sejak 2 bulan terakhir di tengah ketidakpastian politik yang membelah Malaysia, sejak Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin berkuasa pada 1 Maret.

Pemerintahan PM Muhyiddin Yassin hanya menguasai 114 kursi, dengan kata lain mayoritas tipis 2 kursi di parlemen.

Angka ini sangat rawan karena kubu koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) yang memegang 108 kursi sedang sibuk bergerilya melobi parlementarian dari PN untuk berpindah haluan.

Muhyiddin juga sadar benar mustahil baginya untuk terus memerintah hingga 2023 dengan mayoritas tipis, terutama untuk meloloskan anggaran tahunan yang harus dibahas di parlemen.

Tentunya pemilu dini dapat menjadi bumerang berupa kekalahan.

Baca juga: Mahathir Janji akan Tantang Keputusan Pemecatan dari Muhyiddin

Namun, kubu Muhyiddin sangat optimis karena dukungan tinggi pemilih, terutama dari suku Melayu yang sejauh ini puas dengan kinerjanya khususnya dalam mengatasi wabah Covid-19.

Blok suku Melayu juga merasa pemerintahan PM berusia 73 tahun itu jauh lebih memprioritaskan kepentingan mereka dibanding pemerintahan Pakatan Harapan pimpinan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Survei terbaru menunjukan tingkat kepuasan warga Melayu terhadap Muhyiddin mencapai angka menakjubkan yaitu 91 persen.

Hanya 35 persen warga Melayu yang puas dengan Mahathir, hal yang sangat ironis karena politisi veteran berusia 94 tahun itu dikenal sebagai pejuang keistimewaan hak-hak Melayu. 

Tak ketinggalan, bersatunya tiga partai Melayu, yaitu Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pimpinan Muhyiddin serta Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) akan mencegah terpecahnya suara pemilih Melayu seperti pada pemilu May 2018.

Baca juga: Muhyiddin: Mahathir Tidak Dipecat, Tapi...

Kisruh Perpecahan Pakatan Harapan

Faktor lain yang mendorong Muhyiddin untuk menggelar pemilu dini adalah kisruh perpecahan yang sedang melanda Pakatan Harapan.

Koalisi oposisi sampai saat ini tidak kunjung sepakat mengenai siapa yang akan dicalonkan sebagai Perdana Menteri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com