“Jadi tidak bisa disebut satu waktu untuk seluruh wilayah Indonesia,” sambungnya.
Ia menuturkan, fenomena El Nino berpotensi akan melemah dan segera menuju netral di antara bulan Mei-Juli 2024. Kemudian digantikan dengan La Nina pada Juli-September 2024.
Selain itu, musim kemarau juga berkaitan erat dengan peralihan Angin Baratan atau Monsun Asia berubah menjadi Angin Timuran atau Monsun Australia.
Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca April 2024 Sangat Panas, BMKG Beri Penjelasan
Supari menyampaikan, sejumlah wilayah diprediksi akan mengalami musim kemarau di atas dan di bawah normal.
“Musim kemarau bersifat di atas normal, artinya curah hujan yang jatuh selama periode musim kemaraunya lebih tinggi dari normalnya, atau dengan kata lain, kemarau akan lebih basah dari biasanya,” ucap dia.
“Sebaliknya, sifat musim kemarau di bawah normal yaitu lebih kering dibandingkan biasanya,” imbuhnya.
Adapun prediksi musim kemarau yang di atas dan bawah normal tersebut berdasarkan rata-rata klimatologinya pada periode 1991-2020.
Berikut rincian wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami musim kemarau di atas dan di bawah normal:
Baca juga: Kata Ahli soal Semburan Air Panas Muncul di Bawean Usai Gempa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.