Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahli soal Semburan Air Panas Muncul di Bawean Usai Gempa

Kompas.com - 24/03/2024, 18:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semburan air panas muncul di beberapa titik di daerah Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur usai diguncang gempa pada Jumat (23/3/2024).

Fenomena ini direkam oleh warga dan diunggah oleh akun  Instagram @mampirjember.

"Beredar video, muncul Semburan Air Panas dari tanah di Daerah Bawean Gresik setelah Gempa kemarin (22/3)," tulis akun tersebut.

Kepala Stasiun BMKG Kelas III Bawean Ari Widjajanto mengonfirmasi adanya kejadian tersebut.

"Itu (semburan air panas) yang di halaman sekolah memang benar," kata dia, Sabtu (23/3/2024).

Lantas, bagaimana semburan air panas itu bisa muncul?

Baca juga: PVMBG Sebut Lokasi Pusat Gempa Tuban Alami Pelapukan dan Rawan Guncangan

Semburan air panas di Bawean tidak berbahaya

Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Salahuddin Husein memastikan bahwa semburan air panas di Bawean, Gresik, Jawa Timur tidak berbahaya.

"Tidak berbahaya karena durasi keluarnya gelembung gas pada air tanah tersebut tidak akan berlangsung lama," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/3/2024).

Ia menduga, semburan air panas hanya akan muncul beberapa hari saja dan tidak mencapai mingguan atau bulanan.

Hal itu karena ukuran akuifer atau batuan penyimpan air tanah umumnya memiliki ketebalan ratus meter saja, sehingga volume gas yang akan dilepaskan juga terbatas.

Selain itu, Salahuddin mengatakan, debit semburan air panas yang muncul di beberapa titik tidak terlalu besar dengan temperatur cenderung normal dan tampak mendidik karena membawa uap air.

"Temperatur gelembung atau semburan air tanah tidak pada level mendidih sehingga tidak berbahaya bagi kulit manusia bila terpapar dalam waktu singkat," jelasnya.

Adapun kandungan gas karbondioksida dalam semburan air panas tersebut, juga akan segera menyebar dan terserap di udara sekitar sehingga tidak membahayakan warga.

Baca juga: Terungkap, Penyebab Kekuatan Gempa Tuban Bertambah dari M 6,0 Jadi M 6,5

Penyebab munculnya semburan air panas usai gempa

Lebih lanjut, Salahuddin mengonfirmasi bahwa semburan air di Bawean dipicu oleh rangkaian gempa bumi di lepas pantai barat Bawean pada Jumat.

Menurutnya, fenomena tersebut lazim terjadi.

Dalam istilah ilmiah, fenomena semburan air panas setelah gempa itu disebut seismically initiated gas bubble growth in groundwater yang terjadi karena perubahan air tanah merespons deformasi batuan saat gempa bumi.

"Fenomena ini lazim dijelaskan dengan teori dilatansi, di mana batuan mengalami regangan sesaat sebelum dilalui gelombang gempa bumi," kata dia.

"Akibatnya, terjadi penurunan tekanan fluida pori yang menyebabkan perubahan karbondioksida terlarut menjadi gelembung gas," imbuhnya.

Usai serangkaian gempa bumi terjadi, pori batuan tersebut akan kembali ke ukuran semula dan melepaskan gelembung gas karbondioksida ke permukaan Bumi.

Baca juga: Analisis Gempa Susulan Tuban M 6,5 Hari Ini, Tidak Berpotensi Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com