Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Kompas.com - 27/04/2024, 15:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Swedia menjadi negara pertama di dunia yang menolak penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) untuk liga sepak bolanya.

VAR sendiri adalah prosedur teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah kejadian dalam sepak bola, sebagai bahan pertimbangan wasit utama dalam memutuskannya di lapangan.

Kejadian tersebut bisa berupa sebuah pelanggaran yang dilakukan pemain hingga sah atau tidaknya sebuah gol.

Dikutip dari Reuters, Jumat (26/4/2024), hal ini terjadi setelah Presiden Federasi Sepak Bola Swedia (Svenska Fotbollförbundet) Fredrik Reinfeldt mengatakan pada 2023 bahwa “VAR adalah masa depan kami”.

Baca juga: Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Alasan Swedia tolak VAR

Alasan Federasi Sepak Bola Swedia menolak penerapan VAR di negara tersebut karena besarnya gelombang penolakan dari klub-klub dan penggemarnya.

Liga Sepak Bola Profesional Swedia yang mewakili klub-klub di dua divisi teratas sepak bola Swedia mengungkapkan, mayoritas klub di negara itu secara aktif menentang penerapan VAR.

Diketahui, klub-klub di Allsvenskan (liga kasta tertinggi Swedia) diharuskan setidaknya 51 persen sahamnya dimiliki oleh penggemar mereka.

“Jika saya menghitung dengan benar, kami memiliki 18 klub elit dan dua distrik yang mengatakan mereka tidak ingin memperkenalkan VAR,” ujar Reinfeldt.

VAR ini secara konsisten menjadi pusat kontroversi di liga-liga tempat teknologi ini diperkenalkan.

Kontroversi itu berupa keluhan mulai dari analisisnya yang ekstensif mengenai kemungkinan offside hingga penundaan pertandingan selama beberapa menit.

Oleh karena itu, Reinfeldt menghormati aturan main demokratis yang ada di negara tersebut.

Dengan begitu, pihaknya tidak mengajukan proposal apapun mengenai VAR ke rapat dewan perwakilan.

Baca juga: Lakukan Pelecehan Seksual, FIFA Blacklist Marc Overmars dari Dunia Sepak Bola

Disebut tidak akan mendapat tekanan dari UEFA

Reinfeldt menambahkan, ia tidak yakin bahwa Swedia akan mendapatkan tekanan dari UEFA atau Asosiasi Sepak Bola Negara Eropa atas keputusan mereka.

“Saya rasa tidak, dari apa yang saya dengar. Jadi, terserah kepada kami untuk membuat keputusan," ucap Reinfeldt dilansir dari FourFourTwo, Jumat (26/4/2024).

“Maka jelas bagaimana kelihatannya saat ini, klub-klub tidak menginginkan pengenalan teknologi khusus ini,” lanjutnya.

VAR sedianya akan diujicobakan pada musim gugur 2024, atau antara September-November 2024.

Namun Sekretaris Jenderal Liga Sepak Bola Profesional Swedia Johan Lindvall bangga bahwa negaranya adalah pengecualian untuk tidak menerapkan VAR.

“Swedia saat ini adalah satu-satunya negara di antara 30 liga dengan peringkat tertinggi di Eropa yang belum memutuskan untuk memperkenalkan VAR,” ungkap Lindvall.

“Fakta bahwa kami belum melakukannya sebagian besar disebabkan oleh model demokrasi kami. Kami bangga dengan demokrasi klub kami dan kami harus melindunginya,” imbuhnya.

Baca juga: 15 Pemain Klub Sepak Bola Spanyol Tertinggal Penerbangan Gara-gara Kopi, Kok Bisa?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com