Namun, Wakil Direktur Pusat Meteorologi Nasional Omar Al Yazeedi membantah adanya penyemaian awan yang terjadi pada Selasa (16/4/2024) tanpa mengakui adanya penerbangan sebelumnya.
“(Kami) tidak melakukan operasi penyemaian apa pun selama acara ini," kata dia, dilansir dari CNBC.
Menurutnya, salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun.
Jika penyemaian awan dilakukan ketika badai petir sudah terjadi, Omar mengatakan bahwa hal tersebut sudah terlambat.
Sementara itu, ahli meteorologi Yale Climate Connections Jeff Masters mengatakan, banjir di Dubai disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang sangat kuat sehingga menyebabkan terjadinya petir.
“Anda tidak memerlukan pengaruh penyemaian awan untuk memperhitungkan rekor banjir besar di Dubai,” kata Masters, dikutip dari AP.
Baca juga: Resmi Beroperasi, Ini Harga Tiket Emirates A380 Rute Denpasar-Dubai
Para ilmuwan berpendapat bahwa melonjaknya suhu global juga bisa menjadi penyebab hujan lebat di UEA.
Pasalnya, temperatur yang lebih tinggi menyebabkan penguapan air tidak hanya dari daratan tetapi juga lautan dan badan air lainnya. Artinya, atmosfer yang lebih hangat mengandung lebih banyak kelembapan.
Penelitian telah menemukan bahwa untuk setiap kenaikan suhu rata-rata 1 derajat Celsius, atmosfer dapat menampung sekitar 7 persen lebih banyak kelembapan.
Hal ini membuat badai menjadi lebih berbahaya karena menyebabkan peningkatan intensitas, durasi danfrekuensi curah hujan yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir besar.
Perubahan iklim secara umum bertanggung jawab atas terjadinya badai ekstrem, kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan di seluruh dunia.
Penelitian lainnya yang dilakukan di wilayah gurun Thar di India dan wilayah gurun di Australia menunjukkan, perubahan iklim dapat meningkatkan curah hujan di wilayah tersebut.
Meskipun rata-rata suhu global di bumi telah meningkat setidaknya 1,1 derajat Celcius sejak 1850, UEA telah menyaksikan peningkatan hampir 1,5 derajat Celcius dalam 60 tahun terakhir.
Peningkatan suhu disebabkan karena tingginya emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas sejak Revolusi Industri.
Namun, sangat sulit untuk mengaitkan peristiwa cuaca ekstrem tertentu dengan perubahan iklim.
Hal ini karena cuaca ekstrem bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola variabilitas iklim alami, seperti El Nino dan La Nina, yang disebut berkontribusi terhadap kejadian tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.