KOMPAS.com - Iran meluncurkan lebih dari 300 serangan udara ke Israel pada Sabtu (13/4/2024).
Serangan tersebut terjadi dua minggu setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.
Dikutip dari Al Jazeera, serangan tersebut dimulai pada Sabtu (13/4/2024) pukul 20.00 GMT atau 03.00 WIB dan berlangsung sekitar lima jam.
Selama serangan tersebut, ledakan terdengar di kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv dan di Yerusalem.
Sirene peringatan serangan udara terdengar di lebih dari 720 lokasi ketika pasukan Israel berusaha menembak jatuh proyektil tersebut.
Baca juga: Israel Sesumbar 99 Persen Rudal dan Drone Iran Dapat Ditangkis
Kepala juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan serangan Iran melibatkan 120 rudal balistik, 170 drone, dan lebih dari 30 rudal jelajah.
Meskipun dihujani ratusan drone dan rudal, Israel mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil dicegah.
Hagari mengatakan 99 persen serangan yang masuk berhasil dicegat oleh Israel dan sekutunya.
Selain itu, Haragi mengungkapkan bahwa semua drone dan rudal jelajah ditembak jatuh sebelum mencapai Israel.
Yordania juga menembak jatuh beberapa rudal yang ditujukan ke Israel saat terbang melalui wilayah udara Yordania.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan bahwa AS juga mencegat “lusinan” rudal dan drone yang diluncurkan ke Israel dari Irak, Suriah dan Yaman.
Namun, beberapa rudal balistik berhasil lolos, menyebabkan kerusakan kecil pada pangkalan udara Nevatim di gurun Negev bagian selatan.
Baca juga: Ini Peringatan Iran jika Israel dan AS Lakukan Serangan Balasan
Seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional di Washington DC, Amerika Serikat, David Des Roches mengatakan bahwa serangan Iran merupakan bentuk balas dendam.
Sebelumnya pada Senin (1/4/2024), Israel diduga menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah dan menewaskan komandan militer Iran, Mayor Jenderal Mohammad Reza Zahed.
Dalam serangan tersebut, Zahed tewas bersama enam warga negara Iran dan enam warga Suriah lainnya.
Sebagai informasi, kelompok bersenjata Lebanon yang didukung oleh Iran, Hizbullah dan militer Israel telah saling melancarkan serangan di perbatasan Lebanon-Israel sejak Minggu (8/10/2023).
Serangan Iran ke Israel tersebut terjadi sehari setelah serangan pimpinan Hamas di Israel selatan dan pembalasan brutal Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.
Pada hari Sabtu, media pemerintah Iran mengumumkan bahwa angkatan bersenjata negara itu telah menyita sebuah kapal kontainer yang terkait dengan Israel di dekat Selat Hormuz.
Baca juga: Yordania, Lebanon, dan Irak Buka Kembali Wilayah Udara Usai Serangan Iran ke Israel