Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Kanker yang Tak Diperbolehkan Meninggalkan Gaza untuk Berobat, Berkali-kali Gagal Menembus Rafah

Kompas.com - 15/03/2024, 15:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria yang menderita leukemia yang tinggal di Gaza, Palestina, Siham (62) menceritakan bagaimana kondisinya yang makin terhimpit di tengah perang antara Israel-Palestina saat ini.

Sebelum adanya perang itu, ia dirawat di Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza utara yang menjadi satu-satunya rumah sakit kanker di Jalur Gaza, dilansir dari BBC.

Siham adalah salah satu dari sekitar 10.000 pasien kanker di Gaza yang tidak lagi memperoleh pengobatan sejak rumah sakit ditutup pada minggu pertama November 2023 karena kekurangan bahan bakar.

Seperti warga Gaza lainnya yang mengungsi, Siham juga mengungsi dari rumahnya di bagian utara ketika daerahnya dihantam serangan udara.

Ia berlindung bersama putrinya, yang baru saja melahirkan, di sebuah sekolah di Rafah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Selama berbulan-bulan Siham telah mencoba keluar dari Gaza untuk mendapatkan pengobatan. Akan tetapi, usahanya ditolak di gerbang perbatasan Rafah sebanyak lima kali sejak perang dimulai.

Saat ini, Rafah adalah satu-satunya jalan keluar dari Gaza.

Baca juga: Kisah Bocah 10 Tahun di Gaza, Bertahan Hidup dengan Sepotong Roti dan Meninggal Dunia karena Malnutrisi

Penyeberangan di perbatasan dengan Gaza ditutup

Semua penyeberangan perbatasan dengan Gaza ditutup selama hampir empat minggu setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. 

Pada November 2023, Mesir membuka kembali perlintasan Rafah untuk mengizinkan warga negara Mesir dan pemegang paspor asing lainnya untuk keluar dari Gaza. Selain itu, Mesir juga membuka perlintasan ini untuk warga Palestina yang terluka parah dan sakit.

Sebuah laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, lebih dari 2.600 pasien telah dievakuasi melalui Rafah, yang terdiri dari 1.700 orang terluka dan 900 orang sakit.

Mesir, Turkiye, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania telah berjanji untuk mengobati ribuan pasien kanker seperti Siham, serta mereka yang terluka dalam perang.

Sebuah daftar harian diterbitkan oleh otoritas perbatasan Palestina yang berisi nama-nama orang yang telah disetujui oleh Mesir dan Israel untuk pergi.

Nama Siham pertama kali muncul dalam daftar yang diterbitkan pada 19 November 2023 untuk dievakuasi ke Turkiye. Namun ia ditolak oleh agen perbatasan ketika tiba di perlintasan.

Agen-agen perbatasan mengatakan, karena utusan Turkiye tidak ada di sana untuk menerima Siham di sisi Mesir, mereka tidak dapat mengizinkannya masuk.

Akan tetapi, ada beberapa orang yang diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Turkiye pada hari itu, salah satunya Mona Al-Shorafi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com