Ia didiagnosa menderita kanker payudara tiga tahun yang lalu dan telah menjalani perawatan di Yerusalem sebelum 7 Oktober 2023.
Nama Mona masuk dalam daftar evakuasi yang sama dengan Siham pada 19 November 2023. Ia diizinkan untuk menyeberangi perbatasan ke Mesir dan naik pesawat ke Ankara, Turkiye, bersama lebih dari 130 orang lainnya.
Mona bahkan diizinkan untuk membawa kedua putrinya yang masih kecil, meskipun setiap pasien secara resmi hanya diperbolehkan membawa satu orang pendamping.
Meski demikian, otoritas perbatasan Palestina di Gaza tidak menanggapi tentang mengapa Siham tidak diberi izin untuk pergi.
Baca juga: Kala Raja Yordania Serukan Pengiriman Bantuan ke Gaza Melalui Udara…
Selain Siham, ada dua pasien kanker lainnya yang juga ditolak di perbatasan meskipun nama mereka ada dalam daftar evakuasi.
Salah satu dari mereka, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia juga seharusnya berangkat pada 19 November 2023. Namun ia ditolak karena pendampingnya adalah putranya yang masih kecil.
Dia mengatakan otoritas perbatasan Palestina lebih memilih pendamping perempuan untuk para pengungsi, untuk mengurangi kemungkinan mereka yang pergi adalah pejuang Hamas.
Seorang pasien lain, yang seharusnya dievakuasi ke UEA untuk menjalani perawatan pada Desember 2023, diberitahu di perbatasan bahwa petugas tidak dapat menemukan namanya.
Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza, Dr Sobhi Skaik mengatakan, dari sekitar 10.000 pasien kanker di Gaza, ada sekitar 3.800 pasien yang telah diberi izin untuk meninggalkan Gaza untuk berobat ke luar negeri.
Akan tetapi pada kenyataannya, hanya sekitar 600 pasien yang bisa meninggalkan jalur Gaza sejak dimulainya perang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Baca juga: Siapa Itu Motaz Azaiza, Jurnalis Palestina yang Akhirnya Keluar dari Gaza
Proses evakuasi warga Palestina yang membutuhkan pengobatan diproses berdasarkan pasien yang membutuhkan perawatan medis paling mendesak ke kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Nama-nama tersebut kemudian dikirim ke pihak berwenang Mesir yang kemudian melakukan pemeriksaan keamanan.
Setelah Mesir menyetujui, daftar itu kemudian diperiksa oleh pihak berwenang Israel yang juga harus menyetujui nama-nama tersebut.
Ketika daftar akhir disetujui, daftar tersebut akan dibagikan kepada negara-negara yang telah menyatakan bersedia menerima pasien dan dipublikasikan secara online. Setiap kelompok pasien disetujui untuk melakukan perjalanan pada tanggal tertentu.
Namun, apakah seorang pasien pada akhirnya diizinkan untuk pergi dan melintas, tergantung pada kebijaksanaan otoritas perbatasan Palestina.