Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Warganet untuk Prabowo di Debat Ketiga Pilpres 2024, Bentuk Emosi atau Strategi Kampanye?

Kompas.com - 12/01/2024, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet ramai-ramai mengunggah video menangis saat melihat penampilan calon presiden (capres) no urut 2 Prabowo Subianto di siaran Debat Ketiga Pilpres 2024

Warganet tersebut menangis melihat Prabowo mendapatkan pertanyaan bertubi-tubi dari dua capres lawannya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Akun TikTok @wefi.m merekam video wajahnya saat menangis dengan mendengar capres nomor urut 1, Anies Baswedan memberi nilai 11 dari 100 untuk Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo.

"Pengabdian puluhan tahun utk RI tidak dianggap ya pak. Sakit hati bgt plissss," katanya.

Sementara pengguna akun TikTok @adi.syahreza membuat konten sejenis dengan narasi dia menangis melihat Prabowo dikhianati dan dijatuhkan tapi tidak membalas.

"Aku belajar sabar, tulus, dan ikhlas sama Pak Prabowo," ujar warganet itu.

"Hari ini pak prabowo membuktikan 'Kita tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk terlihat lebih unggul.' Semangat terus Pak Prabowo," tulis warganet lain @trya107 dengan konten serupa.

Lalu, apakah konten video menangis usai melihat Prabowo Subianto di debat capres termasuk strategi kampanye atau murni luapan emosi warganet? Simak penjelasan pakar berikut ini.

Baca juga: Memaknai Tagar #Nazarpemilu yang Ramai Dibicarakan di Media Sosial...


Kampanye untuk kelompok tertentu

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengungkapkan, konten video warganet yang menangis setelah melihat aksi Prabowo di debat capres sebagai bentuk kampanye.

"Itu bagian dari strategi (kampanye) yang dibuat berdasarkan riset juga," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Aditya menjelaskan, pasangan capres-cawapres memiliki tim pendukung yang bergerak berdasarkan data.

Mereka kemungkinan bergerak dengan memanfaatkan posisi Prabowo Subianto sebagai capres untuk menggerakkan emosi para pemilih menjelang Pilpres 2024.

Menurutnya, banyak orang Indonesia yang mudah tersentuh atau terenyuh ketika melihat konten sedih.

Hal ini membuat para politikus memanfaatkannya dengan menempatkan diri sebagai korban suatu kondisi menyedihkan.

Strategi kampanye ini, lanjut dia, pernah dilakukan di Pilpres sebelumnya dan terbukti memengaruhi kelompok masyarakat tertentu.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com